BPBD Rembang Imbau Masyarakat Waspada Kebakaran di Musim Kemarau

REMBANG, Lingkarjateng.id – Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi kebakaran. BPBD Kabupaten Rembang pun berpesan apabila masyarakat membakar sampah harus ditunggu sampai selesai untuk mencegah kebakaran.

Kepala BPBD Ex Officio Sekda Kabupaten Rembang melalui Kepala Pelaksana BPBD Sri Jarwati juga mengimbau masyarakat agar melakukan pemeriksaan instalasi listrik, kompor gas, dan selalu mematikan barang elektronik ketika ingin meninggalkan rumah.

“Masyarakat juga harus waspada ketika menyalakan obat nyamuk maupun bediang. Sebab banyak kebakaran yang terjadi akibat kelalaian manusia. Sebab, musibah kebakaran tidak bisa diprediksi terjadi kapan,” ujar Sri Jarwati di Rembang, baru-baru ini.

Ia menyebut, pada tahun 2023 lalu sering terjadi kebakaran pada lahan pertanian tebu milik masyarakat Kabupaten Rembang. Selain itu, kata dia, terjadi pula kebakaran pohon bambu yang dekat dengan pemukiman.

“Kejadian kebakaran di Kabupaten Rembang pada 2023 adalah 169 kejadian. Jumlah ini cukup tinggi karena pada tahun kemarin musim kemarau berlangsung cukup lama. Mudah-mudahan tahun ini tingkat kekeringan dan kebakaran menurun,” harapnya.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lanjut dia, musim kemarau sudah mulai melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Rembang pada bulan April 2024. Meski beberapa waktu lalu masih turun hujan tetapi untuk SK Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi selesai pada 31 Mei 2024.

“Kami akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pertanian setempat untuk memastikan ketersediaan air yang ada di embung atau waduk yang merupakan kewenangan mereka,” jelasnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Camat se-Kabupaten Rembang untuk pemetaan wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan. Setelah itu, BPBD Kabupaten Rembang akan membuat kajian sebagai dasar pembuatan SK Siaga Darurat dan saat ini masih terus berlangsung untuk pemetaannya.

“Terkait titik kekeringan selalu berubah, tergantung durasi musim kemarau. Karena pada 2023 silam, potensi kekeringan ada di 85 desa dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Rembang,” tuturnya. (Lingkar Network | Ibnu Muntaha – Lingkarjateng.id)