Minim Inovasi, Bupati Blora Ancam Copot Kepala OPD

BLORA, Lingkarjateng.id – Bupati Blora Arief Rohman memberikan peringatan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk terus berinovasi. Kalau tidak, dipersilahkan untuk siap-siap menanggalkan jabatannya. Hal ini disampaikan saat rapat penguatan inovasi perangkat daerah Kabupaten Blora tahun 2023 di Pendapa Rumah Dinas Bupati.

Menurut data ada 17 OPD dan Puskesmas yang belum mengirimkan inovasi. Rinciannya, tingkat kecamatan ada 8. Mulai Kecamatan Jati, Randublatung, Kedungtuban, Blora, Jepon, Banjarejo, Tunjungan dan Todanan.

“Kalau masih kepengin jadi camat harus segera (buat inovasi). Tapi kalau tidak, ya, monggo. Masih banyak yang antri jadi camat,” tegasnya.

Selain Camat, ada juga 7 OPD yang belum mengirim inovasi. Di antaranya Sekertariat Daerah, Sekertaris Dewan, Dinporabudpar, Dinas PUPR, Dindukcapil, Dinas PMD dan Dalduk KB. Begitu juga dengan Puskesmas Banjarejo dan Kunduran.

Bupati Arief memberikan batas waktu kepada para OPD untuk segera mengirimkan inovasi-inovasinya.

“Sebelum ditutup, sampai tanggal 20 fokus inovasi. Dari pada ada evaluasi (jabatan, red). Terus berkoordinasi dengan Bappeda,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Arief juga mengapresiasi kerja keras OPD selama ini. Dimana, tahun 2022 lalu, Blora bisa mendapatkan award dari Kementerian Dalam Negeri dengan predikat Kabupaten sangat Inovative.

“Target kita tidak muluk-muluk, dari 16 bisa jadi 12 besar,” imbuhnya.

Menurutnya, untuk mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) maka stiap instansi harus terus berinovasi.

“Bagaimana caranya, nanti akan kita kasih tips-tipsnya. Tentunya ini akan bisa tercapai kalau ada dukungan bapak-ibu semua,” tegasnya.

Pihaknya berharap, masing-masing OPD ada inovasinya. Kedepannya harus ada kontrak dengan kepala dinas. Ada perjanjian kinerja soal inovasi. Minimal 1 OPD harus ada inovasi.

“Saya akan muter OPD. Satu-satu saya panggil. Kita buat ruang diskusi. Syaratnya ada inovasi. Kalau sanggup, oke, kalau tidak ya monggo,” sambungnya.

Menurutnya, inovasi ini merupakan barang kelihatan. Termasuk program unggulan. Kalau bisa, sampai 12 besar, bupati berjanji akan ada reward. Entah penambahan anggaran atau yang lainnya.

“Program unggulan kami, visi misi dan program prioritas harus ada inovasinya,” jelasnya.

Menurutnya, peringatan ini bukan guyonan. Tapi harus ditanggapi serius sebagai komitmen. Sehingga kepala OPD dan puskesmas bisa serius dalam bekerja dan melayani masyarakat. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)