PATI, Lingkarjateng.id – Perumda Air Minum Tirta Bening Kabupaten Pati tengah mengajukan usulan proyek pembuatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) baru di wilayah kerja Perumda Air Minum Tirta Bening Kabupaten Pati. Karena untuk wilayah yang saat ini sudah terlayani (existing) airnya sudah maksimal (terbatas), sehingga kemampuan untuk menambah pelanggan pun terbatas.
“Untuk layanan saat ini, airnya sudah mentok, penambahan pelanggannya pun juga sudah mentok. Sehingga kita harus mencari sumber air baru dan wilayah baru untuk memperluas cakupan pelayanan,” terang Direktur Perumda Air Minum Tirta Bening Kabupaten Pati, Bambang Sumantri saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 28 November 2023.
Dari sumber air baru yang ada di Embung Kasih, Desa Kasihan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, PDAM akan mendapatkan tambahan air baku dengan kapasitas total 100 liter/detik. Namun pihak PDAM hanya akan memanfaatkan separuhnya, yakni 50 liter/detik pada tahap awal. Itu setara dengan 3.500- 4.000 pelanggan dengan wilayah sasaran pelayanan di empat kecamatan, yakni Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, dan Gabus.
“Embungnya sudah jadi, tapi belum bisa kita manfaatkan karena belum ada SPAM-nya (instalasi pengolahan dan jaringan perpipaan) yang menuju ke wilayah-wilayah pelayanan tadi,” terang Bambang.
MEMESONA: Embung Kasih di Desa Kasihan, Sukolilo, Pati yang cocok untuk destinasi wisata. (Dok. PDAM Pati/Lingkarjateng.id)
Ia menjelaskan, untuk pembiayaan investasi SPAM karena nilai besar, maka pihak PDAM melalui Pj Bupati Pati mengusulkan ke Pemerintah Pusat dana untuk pembangunan SPAM sebesar kurang lebih Rp 50 miliar.
“Kalau kita manfaatkan 100 liter/detik, kita pernah nyusun DED (detail engineering design) berikut RAB-nya, itu menghabiskan dana untuk pembangunan SPAM sampai Rp 100 miliar lebih. Sehingga untuk tahap awal ini kita manfaatkan separuhnya, sehingga dana yang kita usulkan ke Pemerintah Pusat kurang lebih Rp 50 miliar,” terangnya.
Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan kapan usulan tersebut dapat terealisasi. Ia sendiri memprediksi baru akan direalisasikan usai Pesta Demokrasi 2024.
“Ini kapan akan dipenuhi oleh Pemerintah Pusat, ini kami juga belum tahu. Kemungkinan setelah Pilpres 2024,” lanjutnya.
Dengan adanya embung tersebut, ia optimis bisa menjadi solusi mengentaskan kemiskinan di Pati Selatan.
“Untuk wilayah Kayen dan Sukolilo juga sebetulnya sudah dilayani, hanya saja kapasitasnya kecil. Sukolilo itu ada sekitar kurang dari 200 pelanggan. Kayen, kurang lebih 400 pelanggan. Tambakromo juga. Sedangkan Gabus dulu itu pernah kita layani, kurang lebih 200 pelanggan, tapi karena debit air sumbernya mengecil, maka kita hentikan pelayanannya, sehingga kami hanya layani Kayen dan Tambakromo, yang airnya bersumber dari Slungkep, Kayen,” paparnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap dengan adanya pemanfaatan Embung Kasih, bisa untuk menambah sebanyak 3.500 – 4.000 pelanggan dan meningkatkan kualitas layanan air bersih di wilayah Pati Selatan.
“Dengan adanya Embung Kasih, pelayanan di Gabus bisa kita aktifkan kembali. Tambakromo yang sudah ada pelanggan bisa kita tambah lagi, begitu pula di wilayah Kayen dan Sukolilo,” optimisnya. (Lingkar Nertwork | Nailin RA – Lingkarjateng.id)