KUDUS, Lingkarjateng.id – Jumlah kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) terus ditekan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus. Guna menangani hal itu, DKK Kudus menggelar koordinasi program TBC bertajuk Sosialisasi Tim Farmasi dan Terapi (TFT) dalam Penanganan Infeksi Latin Tuberculosis (TBC) di Hotel HOM Kudus, pada Kamis, 20 Juli 2023.
Untuk menangani infeksi TB yang tidak terlihat, dibutuhkan adanya perhatian khusus. Hal ini disampaikan oleh Wakil Supervisor TBC pada DKK Kudus, Andi Purwono.
TB yang tidak terlihat ialah, jelas Andi, orang yang sudah terpapar TB namun sakitnya muncul setelah beberapa bulan bahkan beberapa tahun yang akan datang.
“Nanti muncul sakitnya itu setelah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian,” kata Andi.
Oleh sebab itu, tambahnya, pihaknya menggencarkan program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk menangani TB yang tidak terlihat.
Program TPT akan menyasar keluarga yang di sekitarnya tidak ditemukan penyakit TB, keluarga tersebut nantinya akan diberi pencegahan dari TB yang tidak terlihat. Ia mengatakan, masa program TPT berbeda-beda tergantung usianya, ada yang 3 bulan dan ada juga yang 6 bulan.
“Bagi yang mungkin di keluarga di masyarakat atau lingkungan sekitarnya itu tidak sakit TB atau tidak ada gejala TB, kita kasih pencegahan,” tuturnya.
Selain menyerang usia produktif yaitu usia 15-45 tahun, lansia juga bisa terkena TBC. Hal ini dimungkinkan, kata Andi, lansia tersebut pernah sakit atau sudah terpapar TBC. Oleh karena itu, pihaknya menggencarkan program TPT.
“Tapi karena masa inkubasi lama jadinya baru terlihat sekarang. Oleh karena itu, kita beri TPT,” pungkasnya.
Sosialisasi Tim Farmasi dan Terapi (TFT) dalam Penanganan Infeksi Latin Tuberculosis (TBC) ini dihadiri oleh 25 dokter dari puskesmas, rumah sakit, maupun klinik yang ada di Kota Kretek. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)