Pelatihan Pembuatan Caping Kalo Dinilai Dapat Lestarikan Budaya Khas Kudus

KUDUS, Lingkarjateng.id – Penjabat (Pj) Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan mendukung adanya jenis pelatihan pembuatan Caping Kalo. Mengingat, ini merupakan terobosan baru jenis pelatihan dari dana cukai yang diadakan oleh Dinas Ketenagakerjaan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disnakerperinkop dan UKM) Kabupaten Kudus.

Bergas menilai bahwa, pelatihan Caping Kalo tidak hanya bisa meningkatkan kesejahteraan, namun juga bisa melestarikan budaya Caping Kalo khas Kudus itu.

“Pelatihan ini sangat bagus ya. Selain bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga bisa mendukung untuk melestarikan kebudayaan Caping Kalo,” ucap Bergas.

Pj Bupati Kudus Dukung Pemanfaatan DBHCHT untuk Pelatihan Keterampilan

Bergas menyebut, kerajinan Caping Kalo saat ini sudah hampir punah. Hal ini lantaran jumlah perajin Caping Kalo yang sudah semakin berkurang.

“Caping Kalo ‘kan saat ini sudah jadi barang langka itu, kadernya tidak ada, penerusnya tidak ada. Padahal ini ‘kan budaya asli khas Kudus, jadi sangat bagus jika bisa dilestarikan,” paparnya.

Diketahui, Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus masih melanjutkan program pelatihan keterampilan kerja yang didanai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Pada tahun 2023 ini, total ada 30 pelatihan yang diadakan.

Dalam anggaran perubahan tahun 2023 ini, ada satu jenis pelatihan yang masih akan diadakan. Pelatihan tersebut yakni kelas pembuatan Caping Kalo.

Jenis pelatihan pembuatan Caping Kalo ini baru diadakan pertama kali oleh Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus. Sebelumnya, jenis pelatihan ini belum pernah diadakan di tahun-tahun sebelumnya.

MEMUKAU: Para penari menggunakan Caping Kalo khas Kabupaten Kudus sebagai atribut tari. (Nisa Hafizhotus Syarifa/Lingkarjateng.id)

Terpisah, Kepala Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus Rini Kartika Hadi Ahmawati menyampaikan, pihaknya sebelumnya merencanakan pelatihan pandai besi. Namun, karena peminatnya sedikit, pelatihan tersebut diganti dengan pembuatan Caping Kalo.

“Peminatnya terlalu sedikit, tidak memenuhi kuota. Kami alihkan ke jenis pelatihan lainnya yaitu pembuatan Caping Kalo,” terangnya.

Rini menjelaskan, pembuatan Caping Kalo dipilih menggantikan pelatihan pandai besi karena beberapa faktor. Di antaranya adalah jumlah perajin Caping Kalo saat ini semakin menurun.

Padahal, Caping Kalo merupakan satu di antara budaya yang dimiliki Kabupaten Kudus. Seharusnya bisa dijaga dan dilestarikan dengan baik agar tidak punah. Pihaknya ingin menggelorakan kembali para perajin Caping Kalo, supaya kerajinan budaya tersebut bisa kembali terangkat.

“Fenomena saat ini, perajin Caping Kalo hampir habis. Padahal, ini budaya Kudus yang harus dilestarikan dan dijaga dengan baik,” tuturnya. 

Lebih lanjut, Rini mengatakan, pelatihan DBHCHT di Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus tinggal satu jenis saja yakni pembuatan Caping Kalo.

Pelatihan ini akan dibuka tiga kelas, di mana masing-masing kelas bisa diikuti oleh 16 peserta. Direncanakan, alokasi untuk kegiatan pelatihan pembuatan Caping Kalo ini yaitu sekira Rp 130 juta dalam anggaran perubahan 2023.

“Kami mengadakan 30 jenis pelatihan tahun ini. Tinggal satu yang belum selesai dan akan diadakan melalui anggaran perubahan yaitu pelatihan pembuatan Caping Kalo,” ucapnya.

Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan kapan pelatihan ini mulai diadakan. Diperkirakan, pelatihan ini bisa mulai diadakan pada bulan November nanti.

“Jadi nanti kita akan buat pendaftaran dulu, kemudian ada seleksi peserta. Setelah ini nanti baru penyelenggaraan pelatihan,” imbuhnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)