KUDUS, Lingkarjateng.id – Produsen kerupuk di Kudus mengaku bahwa proses produksi kerupuk menjadi lebih hemat biaya operasional selama musim kemarau, lantaran produsen tidak perlu lagi menggunakan oven untuk mengeringkan kerupuk, namun cukup memanfaatkan panasnya sinar matahari saat musim kemarau panjang, sehingga proses produksi lebih cepat.
“Kalau panas begini, proses oven bisa dilewati, karena kerupuk cepat kering. Proses pengeringan kerupuk ketika dioven memerlukan bahan bakar dan tenaga lebih,” kata Riyadi, Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, pada Jumat, 3 November 2023.
Ia menyebut, dalam sehari rumah produksi kerupuknya dapat menghasilkan puluhan kuintal kerupuk terung. Diketahui saat ini ia dibantu lima orang pekerja.
“Harga jualnya sendiri, saya pasarkan ke para pengepul dan pedagang atau pun diambil sendiri. Satu plastik besar bisa sampai Rp 70 ribu per plastik,” jelasnya.
Sebelumnya, ia terlebih dahulu membuat adonan kerupuk dan mencetaknya dalam bentuk semacam bunga. Kemudian menjemur adonan tersebut di bawah sinar matahari untuk mengeringkan.
“Kami memanfaatkan panas matahari, seperti musim kemarau panjang ini yang mana sangat membantu proses penjemuran kerupuk,” tambahnya.
Riyadi menjelaskan, untuk mengeringkan adonan kerupuk hanya memerlukan waktu sekitar empat jam saja. Sedangkan, untuk membuat bahan adonan kerupuk diperlukan waktu satu hari. Pembuatan kerupuk sendiri dilakukan dengan proses yang masih manual.
“Membuat kerupuk dimulai dari pengadukan tepung, pembuatan adonan, mencetak kerupuk seperti bunga, penjemuran, dan terakhir penggorengan. Adonan yang sudah terbentuk, kemudian ditaruh di atas rak dan dijemur,” tandasnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)