KUDUS, Lingkarjateng.id – Bisnis transportasi angkutan umum di Kota Kretek semakin hari kian menurun. Kini jumlahnya berkurang hingga lebih dari 50 persen.
“Kondisi angkot di Kudus memprihatinkan, perlu adanya peremajaan agar kembali diminati dan mampu bersaing dengan transportasi lainnya,” ujar Ketua Organda Cabang Kudus, Mahmudin pada Senin, 25 September 2023.
Menurut data dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kudus, saat ini jumlah angkot di Kudus hanya tersisas 50 persen atau sejumlah 200 unit saja.
“Sebelumnya jumlah angkutan mencapai 500-an sekarang berkurang setengahnya. Hal itu lantaran kondisi penumpang yang semakin berkurang dan pendapatan yang minim,” paparnya.
Selain itu, ia menyebut terdapat penyusutan yang semula berjumlah 22 trayek kemduian menyusut menjadi 11 trayek. Dari trayek yang tersisa tersebut hanya beberapa saja yang masih diminati oleh masyarakat.
“Trayek angkutan di Kudus yang masih beroperasi yakni trayek Daerah Menara, Colo, Dawe, Bareng, Jetak dan beberapa lainnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkap banyaknya bisnis angutan umum yang gulung tikar karena sepinya peminat. Dirinya pun mengaku sempat meminta Polres Kudus untuk memberikan sosialisasi terkait anak-anak sekolah jangan sampai memakai motor ketika belum punya surat izin mengemudi (SIM).
“Hal itu dilakukan demi untuk menghidupkan kembali transportasi angkutan darat di Kabupaten Kudus. Meskipun begitu kita harus lebih mempersiapkan diri agar angkot menjadi primadona di Kudus,” katanya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Lingkarjateng.id)