KUDUS, Lingkarjateng.id – Penanganan kasus stunting masih menjadi fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus. Bupati Kudus, M. Hartopo telah berkomitmen supaya angka stunting di Kudus bisa semakin turun secara signifikan.
Oleh karena itu, Pemkab Kudus selalu mengintervensi penanganan dan pencegahan stunting. Upaya menekan angka stunting itu diantaranya dengan membentuk tim pendamping desa, pemberian bantuan gizi untuk anak, hingga mengucurkan anggaran yang cukup besar. Selain itu, Pemkab Kudus juga memberikan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan gizi bagi ibu maupun balita.
“Kita intervensi dengan cara membentuk tim pendamping yang bekerjasama dengan bidan desa untuk mengedukasi masyarakat. Selain itu, kita kucurkan anggaran yang cukup besar untuk penanganan stunting di Kudus,” terangnya.
Angka Stunting di Kudus Capai 2.463 Kasus, Bupati Hartopo: Prioritaskan Penanganan
Tim pendampingan tersebut, kata Bupati Hartopo, akan memantau tumbuh kembang anak. Ini supaya penanganannya bisa dievaluasi sampai tidak terjadi lagi kasus stunting.
“Kami bentuk tim dan kalau memang perlu tim itu menunggui anak yang didampingi, dipantau setelah diberikan bantuan sampai asupan gizi itu terpenuhi,” imbuhnya.
Bupati Hartopo menjelaskan, untuk mencegah stunting, asupan gizi seimbang perlu dilakukan mulai dari saat ibu hamil. Kemudian, pemenuhan gizi juga perlu diperhatikan mulai dari anak lahir hingga mulai bertumbuh kembang.
Komitmen Tangani Stunting di Kudus, Pemkab Bentuk Tim Khusus
“Edukasi ke ibu-ibu itu memang penting dari mulai ibu hamil itu asupan gizi harus diperhatikan semua sampai anak lahir hingga tumbuh kembangnya harus terpenuhi gizinya,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemkab Kudus telah berhasil menurunkan angka kasus stunting di wilayah setempat. Pasalnya, pada tahun 2022 lalu tingkat stunting di Kabupaten Kudus mencapai angka 5,8 persen.
“Saat ini sudah ada penurunan. Sebelumnya itu kalau tidak salah angka stunting sekira 5,8 persen. Lalu karena langsung ada penanganan, sekarang turun jadi 5,1 persen,” ucapnya.
Pihaknya menargetkan, hingga akhir tahun 2023 nanti angka kasus stunting bisa turun hingga mencapai angka 4 persen.
“Harapan kami target ke depan harus mulai turun lagi. Walaupun sebenarnya ini termasuk rendah karena tingkat stunting Indonesia itu saat ini masih 24,5 persen. Tapi kami tekan terus supaya stunting di Kudus turun, kalau bisa angka stunting sampai nol,” tegasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)