10 Perpustakaan Sekolah di Kudus Ajukan Akreditasi ke Perpusnas

KUDUS, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Kudus, Sam’ani Intakoris, mengatakan bahwa pada tahun ini ada 10 sekolah dari berbagai jenjang yang mengajukan akreditasi ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas).

Sam’ani menyatakan, akan turun langsung melakukan pendampingan secara rutin ke sekolah yang telah ditunjuk untuk memaksimalkan penggunaan serta fasilitasi perpustakaan.

“Setidaknya saat ini masih berfokus ke 10 sekolah, di antaranya ada SD 1 Jati Kulon, SD 6 Cendono, SD 2 Wergu Wetan, SMP 1 Jati, SMP 2 Undaan, SMP 3 Kudus, SMP 4 Kudus, SMP NU Al Ma’ruf, SMP Muhammadiyah 1, dan MAN 2 Kudus,” ujar Sam’ani saat ditemui di Kudus, pada Rabu, 6 September 2023.

Ia menjelaskan, sekolah yang diajukan dalam program akreditasi perpustakaan itu telah menunjukkan komitmen yang baik untuk meraih hasil yang ditargetkan.  

“Sejauh ini, sudah ada beberapa sekolah yang telah siap untuk mengikuti akreditasi. Semua berkomitmen untuk terus mengembangkan perpustakaan. Semoga nantinya dapat nilai yang cukup baik dari perpustakaan nasional,” ucapnya.

Dirinya mengaku akan melakukan pendampingan ke 10 perpustakaan selama delapan bulan agar lebih maksimal dalam persiapan akreditasi. 

“Setiap bulan kita ke sekolah untuk mempersiapkan segala persyaratan yang haruslah dipenuhi. Kami mendorong sekolah untuk menata dan memperbaiki perpustakaan yang dirasa masih kurang maksimal, seperti sarana prasarana, pelayanan, koleksi buku, hingga indeks pembangunan literasi masyarakat, dan lainnya,” jelasnya.

Sekolah di Kabupaten Kudus, lanjutnya, sudah ada yang pernah diajukan untuk akreditasi dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

“Seperti tahun lalu terdapat sembilan sekolah yang mendapatkan akreditasi nilai A dan hanya satu yang mendapatkan nilai B,” imbuhnya.

Dirinya berpesan kepada sekolah yang telah diberi amanah untuk dapat mempersiapkan segala persyaratan. Dengan demikian, diharapkan terwujud perpustakaan sekolah yang akan masuk kategori standar nasional. 

“Akreditasi itu malahan menjadi awal untuk terus mengembangkan perpustakaan itu sendiri. Semoga nanti habis akreditasi, bisa terus memperbaiki diri agar tercipta kenyamanan dalam belajar di perpustakaan demi generasi penerus,” harapnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)