JEPARA, Lingkarjateng.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, memastikan bahwa 1.795 hektare sawah mengalami puso atau gagal panen. Angka tersebut muncul setelah DKPP Jepara melakukan pengecekan dan evaluasi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Diyar Susanto mengatakan bahwa, data tersebut akan dikirimkan ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat agar para petani yang memiliki sawah puso tersebut bisa mendapatkan bantuan.
“Data ini sudah pasti, lalu data ini akan kami setorkan ke provinsi dan pusat untuk meminta bantuan,” kata Kepala DKPP Jepara, Diyar Susanto.
Dampak Banjir di Jepara, 3.555 Ha Sawah Siap Panen Terancam Puso
Pihaknya akan mengajukan bantuan cadangan bibit nasional. Secara SOP, nantinya akan mendapatkan bantuan bibit 25 kilogram per hektare.
“Kalau siklus biasanya kita mohonkan ke APBN, paling tidak nanti mendapatkan bantuan bibit pengganti,” ujarnya.
Meski demikian, DKPP Jepara memastikan bahwa pasokan beras di Kabupaten Jepara tetap aman.
“Stok beras kami pastikan aman, karena kita juga ada kerjasama dengan daerah yang lain,” tandasnya.
Sebanyak 1.795 hektare sawah yang mengalami puso tersebut tersebar di 48 desa yang ada 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Pecangaan, Kecamatan Welahan, Kecamatan Mayong, Kecamatan Tahunan, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Kalinyamatan, Kecamatan Kedung, dan Kecamatan Nalumsari.
Dari 8 kecamatan tersebut, total luas sawah yang mengalami puso paling banyak ada di Kecamatan Kalinyamatan dengan total luas yaitu 555 hektare.
“Kemudian Kecamatan Pecangaan 367 hektare, Kecamatan Kedung 296 hektare, Kecamatan Welahan 283 hektare, Kecamatan Nalumsari 178 hektare, Kecamatan Mayong 95 hektare,” sebutnya.
Sedangkan Kecamatan Tahunan seluas 16 hektare dan Kecamatan Mlonggo seluas 5 hektare.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Diyar Susanto, mengungkapkan data per 19 Maret 2024 terdapat 3.555 hektare sawah di berbagai wilayah Jepara yang terendam banjir.
“Data ini fluktuatif, pada Jumat kemarin jumlahnya 1.900 ha sampai Minggu 2.250 ha, kemudian Rabu kemarin 3.555 ha,” ujarnya, Rabu, 20 Maret 2024. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)