JEPARA, Lingkar.news – Jamaluddin Malik menggunakan sosok Ultraman untuk memperkenalkan dirinya sebagai caleg DPR RI kepada masyarakat.
Ia maju pada Pemilu 2024 sebagai caleg DPR Dapil 2 Jawa Tengah yang meliputi Jepara, Kudus, dan Demak.
Malik mengaku muncul ide menggunakan karakter Ultraman untuk kampanye setelah sholat tahajud.
Selain itu, dirinya memanfaatkan sosial media TikTok sebagai alat bantu kampanye yang ia lakukan.
“Sebagai anak muda mempunyai ide dan terobosan untuk berkampanye. Zaman sekarang ini, keviralan itu yang menentukan bagaimana kehidupan seseorang itu,” pesannya.
MANFAATKAN SOSIAL MEDIA: Jamaluddin Malik menunjukkan akun TikTok miliknya sebagai sosok Ultraman. (Muhammad Aminudin/Lingkar.news)
Ia berpesan kepada segenap anak muda untuk tidak takut menjadi caleg. Karena anak muda mempunyai ide-ide dan kreatifitas untuk berkampanye yang antimainstream.
“Jangan takut nyaleg karena tidak punya harta yang melimpah,” ujarnya.
Malik mengaku, awal mula ingin mencalonkan diri sebagai caleg karena niat yang kuat dan tulus untuk membantu masyarakat yang tidak terpenuhi haknya.
“Saya mau memenuhi hak-hak warga yang belum bisa didapatkan selama ini, mulai dari pelayanan desa dan seterusnya,” kata Malik.
Selain itu, Malik juga mengaku ingin meringankan beban tenaga kesehatan (Nakes) dan guru honorer.
Jika dibandingkan dengan buruh pabrik saat ini, menurut Malik, maka pendapatan mereka masih jauh di bawah.
“Serta membantu meningkatkan gaji nakes dan guru honorer yang cukup rendah, kalah sama buruh pabrik,” jelasnya.
Malik mengatakan bahwa, dirinya punya niat yang luar biasa untuk membantu masyarakat kecil.
Hal ini karena, kata Malik, dirinya juga berangkat dari masyarakat kecil.
Ia menceritakan bahwa dirinya saat masih muda harus rela menjadi kuli panggul di Pasar Bitingan Kudus untuk memenuhi kebutuhan keluarga yaitu kedua orang tua dan dua adiknya. Bahkan dia harus berangkat sore dan pulang pagi.
“Setiap dapat uang hasil nguli, langsung saya kirimkan ke keluarga untuk memenuhi kebutuhan di rumah. Hasil saya saat itu Rp30.000 perhari,” tambahnya.
Akhirnya, ia berhenti bekerja sebagai kuli panggul pada 2011 karena mengalami patah kaki akibat kecelakaan.
Pada saat itu juga, ia harus menanggung hutang orang tuanya sebesar Rp50 Juta.
Ia pun memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lebih, demi melunasi hutang tersebut.
Ia mencari tahu pekerjaan yang bisa mendapatkan penghasilan banyak. Akhirnya ia memperoleh informasi menjadi Marketing.
Akhirnya dirinya bergabung dengan salah satu perusahaan asuransi sebagai marketing.
Karirnya terus berkembang hingga akhirnya menjadi agency director.
“Gaji dari kerja sebagai marketing disini, untuk mencukupi kebutuhan, hutang dan kuliah adik,” jelasnya.
Pada pencalonan tahun ini, ia pun tidak menyewa jasa konsultan politik sama sekali, karena biayanya yang cukup mahal.
Ia cukup menggunakan Ultraman sebagai icon dan sosial media sebagai alat kampanyenya yang mudah diingat dan diketahui oleh masyarakat. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkar.news)