CILACAP, Lingkar.news – Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rokhmad Saifudin mengimbau petani untuk tidak menganggap enteng terhadap gulma pada tanaman padi. Guna mencegah penurunan produksi padi, para petani diimbau untuk mengendalikan gulma dengan benar.
“Gulma memang bukan musuh utama petani, karena musuh utamanya adalah hama dan penyakit tanaman. Namun kalau gulma tidak dikendalikan dengan baik, akan mengganggu pertanaman dan dapat menurunkan produksi padi hingga 15 persen,” katanya di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Cilacap, pada Rabu, 8 November 2023.
Menurut dia, gulma biasanya muncul di permukaan tanah selang tiga hingga lima hari setelah tanam.
Oleh karena itu, kata dia, petani di Kecamatan Maos yang sawahnya telah ditanami padi diimbau untuk mengendalikan gulma dengan baik agar tidak terjadi penurunan produksi padi mengingat wilayah itu merupakan lumbung padinya Kabupaten Cilacap.
“Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida maupun secara manual meskipun sering kali sulit dilakukan karena sulitnya mencari tenaga kerja,” ujarnya.
Terkait dengan luas sawah di Kecamatan Maos, dia mengatakan berdasarkan data, luasnya mencapai 2.013 hektare.
Menurut dia, luas lahan sawah yang telah ditanami padi mencapai 1.700 hektare, sedangkan sisanya belum ada tanamannya karena air irigasi dari Daerah Irigasi (DI) Serayu yang dibuka pada pertengahan September belum menjangkau wilayah itu.
“Area persawahan yang belum ditanami tersebar di Desa Karangrena, Karangkemiri, Karangreja, dan sebagian Kalijaran yang sebelah selatan rel kereta api,” tuturnya.
Ia mengatakan dari 1.700 hektare sawah yang telah ditanami padi, sekitar 400 hektare di antaranya akan segera panen.
Menurut dia, area persawahan yang akan segera panen itu tersebar di Desa Glempang, Panisihan, dan Maos Lor serta merupakan pertanaman musim tanam ketiga karena saluran irigasi di wilayah tersebut tidak ada perbaikan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan penanaman padi hingga tiga kali dalam setahun.
“Bahkan, di Glempang ada 280 hektare yang akan panen sekitar 20 hari lagi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)