Viral! Mobil Dinas Dipakai Antar LC, Bupati Blora Minta Hak Jawab

BLORA, Lingkarjateng.id – Viral isu mobil operasional Bupati Blora digunakan untuk mengangkut pemandu  karaoke (LC) oleh oknum ajudan bupati  membuat geger masyarakat. Pasalnya, mobil operasional wajarnya digunakan untuk kegiatan kepemerintahan.

Diduga mobil operasional plat merah yang viral itu bernomor polisi K 9505 AE dan diganti dengan plat hitam bernomor polisi K 1050 XE.

Menanggapi isu panas tersebut, Bupati Blora Arief Rohman membantah jika itu adalah mobil operasional bupati. Kendaraan plat merah  yang viral tersebut merupakan mobil  operasional rumah tangga Bupati Blora yang berada dibawah Kabag Umum Setda Blora. Ia menyebut pemberitaan yang beredar belum ada konfirmasi sehingga pihaknya menuntut hak jawab atas munculnya isu tersebut.

“Kami meminta diberikan hak jawab atas pemberitaan itu. Karena tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu kepada kami,”  tegasnya saat dikonfirmasi pada Selasa, 23 Mei 2023.

Bupati Arief menyampaikan bahwa orang yang dimaksud itu bukan ajudan pribadinya melainkan tenaga honorer yang ada di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Blora.

“Iya, benar, dia tenaga honorer, tetapi bukan ajudan saya,” ujarnya.

Untuk memperjelas isu tersebut, pihaknya mempersilakan untuk melakukan konfirmasi silang ke bagian kepegawaian maupun ke Sekda Blora untuk melihat fakta dan kebenarannya.

“Saya tegaskan, ajudan saya ada tiga yakni, Chabib, Ardian dan Eriz,” tegasnya.

Disinggung soal sanksi terhadap oknum pegawai honorer tersebut, Bupati Arief menyebut jika yang bersangkutan sudah diberikan peringatan keras dan dirumahkan.

“Saat ini sudah dirumahkan. Keputusan lebih lanjut, menunggu hasil perkembangan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Umum Setda  Blora, Sujianto, menjelaskan bahwa saudara Niam bukan ajudan Bupati Blora, melainkan pegawai honorer di bagian umum Setda Blora. Selain itu, mobil yang digunakan oleh pegawai honorer merupakan kendaraan operasional rumah tangga Bupati Blora di bawah Kepala Bagian Umum Setda Blora dan bukan kendaraan operasional Bupati Blora. 

“Yang bersangkutan sudah kami panggil dan kami periksa untuk memberikan keterangan, dan yang bersangkutan sudah mengakui bahwa kendaraan berplat merah yang terpasang di mobil operasional, diganti dengan plat warna hitam tanpa sepengetahuan pimpinan,” bebernya.

Sujianto menambahkan dari kejadian tersebut, yang bersangkutan telah melanggar kontrak kerja dengan Pejabat Pembuat Komitmen Bagian Umum Setda Kabupaten Blora dengan.

“Untuk saat ini yang bersangkutan sudah kami berikan sanksi skorsing sampai ada evaluasi lebih lanjut dan sudah kami berikan surat teguran pertama dan terakhir, ” terangnya.

Sementara itu, Niam saat dikonfirmasi mengakui kesalahan yang telah dilakukan, dan meminta maaf kepada Pemerintah Kabupaten Blora serta mengaku siap menanggung sanksi yang akan dijatuhkan kepadanya.

“Ya, saya mengakui salah dan tidak akan mengulang kembali dan siap menerima sanksi yang diberikan oleh atasan,” tuturnya.

Dirinya juga menampik jika mobil operasional itu digunakan untuk mengangkut LC karaoke. Dia menyebut teman dekatnya itu merupakan seniman atau penyanyi panggung.

“Kendaraan saya pakai untuk menjemput temen dekat saya ini untuk keperluan manggung di Desa Beganjing, Kecamatan Japah, namun plat mobil saya ganti dengan plat hitam dan ini mengakui salah. Untuk wanita yang saya antar ini bukan penyanyi karaoke namun dia berprofesi sebagai seniman penyanyi panggung,” jelasnya.

Ia menuturkan, viralnya pemberitaan yang menyebutkan dirinya ajudan dan mobil yang digunakan merupakan mobil dinas bupati itu tidak benar.

“Berita yang keluar itu tidak benar, karena tidak ada konfirmasi kepada saya. Yang jelas saya bukan ajudan dan yang saya gunakan ini bukan mobil dinas bupati,” terangnya.

Di sisi lain, pantauan di media sosial terkait pemberitaan tersebut cukup beragam dari warganet. Salah satunya disampaikan pengguna Instagram @felixjony di kolom komentar @bloraupdates pada Selasa, 23 Mei 2023.

“Seniman, penyanyi panggung? Bahasanya diperhalus,” tulisnya.

Akun lain, @bandel_ilyas menyampaikan bahwa menurutnya kasus-kasus pejabat yang tersandung masalah seperti ini kerap mempunyai alibi untuk menutupi kasus.

“Kalau dulu misal ada pejabat kepergok kasus memakai alibi andalan tibatiba jatuh sakit dan opnam itu dulu dan kalau sekarang tiap pejabat kepergok kasus alibinya bahwa itu bukan dia yang melakukan melainkan orang lain, entah asistennya entah supirnya entah tukang kebunya entah pegawai kontraknya entah saudaranya, ARTnya, pokoknya tukangtukang yang lain yang kirakira mereka butuh uang, terimakasih untuk orangorang jujur yang dengan GENTLE berani mengakui kesalahan yang dilakukannya meskipun menangung malu tak terkira, jadi inget perkataan mbah Durrahman wahid, negara ini tidak kekurangan orang pintar tetapi kekurangan orang jujur waallahua’alm bishawaf,” terangnya.  (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)