BLORA, Lingkarjateng.id – Kekeringan di Kabupaten Blora hampir merata di 14 Kecamatan, terutama di daerah yang jauh dari aliran Sungai Bengawan Solo. Untuk menangani hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora rutin dropping air bersih.
Kepala BPBD Blora, Widjanarsih, menyebutkan bahwa hingga pertengahan Agustus sudah tercatat 751 ribu liter atau 143 tangki yang telah didistribusikan titik lokasi kekeringan.
“Seharinya bisa 12 tangki berisi 60 ribu liter air, karena desa di Blora termasuk banyak berpotensi bencana kekeringan,” ungkapnya, pada Selasa, 22 Agustus 2023.
Widjanarsih menjelaskan, selain dari BPBD bantuan air bersih juga diberikan oleh pihak swasta. Setidaknya menurut data terdapat 424.831 jiwa yang telah menerima bantuan air bersih. Bantuan diberikan di 125 desa, terbanyak di Kecamatan Jepon 19 Desa, disusul Kecamatan Jati.
“Bencana kekeringan ini hampir merata semua desa di 14 kecamatan, terutama yang jauh dari Sungai Bengawan Solo,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu warga Jepangrejo, Kecamatan Jati, Sudin mengaku kedatangan truk tangki air bersih memang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Tiap kali datang mobil tangki Sudin menyiapkan beberapa jeriken untuk persediaan air rumah tangganya.
“Kami senang jika disuplai air bersih ini, terima kasih yang telah memberikan air bersih ke masyarakat,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi kekeringan di desanya sudah berlangsung sekitar dua bulan. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air, biasanya warga membeli air satu tangki seharga Rp 150 ribu. Air bersih yang dibelinya itu biasanya dapat digunakan untuk beberapa hari ke depan.
“Ya, karena sumurnya tidak ada sumber airnya, kering semua,” ujarnya. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)