Harga Beli Tebu PT GMM Tak Sesuai Standar, Petani Wadul ke DPRD Blora

AUDIENSI: Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Blora audiensi ke kantor DPRD terkait persoalan harga beli tebu, Jumat, 17 Mei 2024. (APTRI Blora/Lingkarjateng.id)

BLORA, Lingkarjateng.id – Petani tebu di Kabupaten Blora merasa dirugikan lantaran harga beli tebu giling oleh Pabrik Gula PT Gendhis Multi Manis (PT GMM) terlalu rendah dan tidak sesuai Surat Keputusan (SK) Dirjen Perkebunan.

Sekretaris DPC Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora, Anton Sudibyo, menjelaskan harga beli tebu giling rendah sudah berlangsung selama lima tahun terakhir. Menurutnya PT GMM tidak fair karena membeli tebu dari petani tidak sesuai ketentuan.

“PT GMM membeli rendemen tebu giling lokal dengan harga Rp67.000 per kuintal,” jelasnya saat audiensi ke kantor DPRD Blora pada Jumat, 17 Mei 2024.

Anton menyebut sesuai SK Dirjen Perkebunan harga beli tebu dari petani dipatok Rp69.000 per kuintal. Dari situlah petani merasa ada kejanggalan. 

“Kami sudah bersurat ke PT GMM tapi tak direspons. Kemarin kita wadul ke Bupati. Dan ini kami wadul ke DPRD agar bisa difasilitasi untuk audiensi dengan PT GMM,” tuturnya. 

Menurutnya harga beli tebu yang tidak sesuai aturan membuat petani merugi sehingga selama lima tahun terakhir petani tebu di Blora nyaris tak pernah untung.

“Harapannya agar Pabrik Gula (PG) PT GMM Blora mengevaluasi kembali harga rendemen tebu giling. Sehingga nantinya membeli dari pertani dengan harga sesuai dengan SK Dirjen Perkebunan, dengan harga Rp690 per kilogram atau Rp69.000 per kuintal,” terangnya. 

Pihaknya pun meminta agar Dirut PT GMM Blora segera dipanggil dan memberikan penjelasan kepada petani tebu terkait alasan harga rendemen tebu giling tidak sesuai dalam SK Dirjen Perkebunan. 

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto, saat menerima perwakilan para petani tebu menyampaikan bahwa Bupati Blora Arief Rohman berjanji akan mengajak para petani tebu Blora ke Direksi Bulog di Jakarta usai pelantikan APTRI Blora masa jabatan 2024-2029.

Pihaknya akan menugaskan anggota Komisi B dan dinas terkait agar dapat memfasilitasi dialog antara petani, pabrik, pemerintah dan stakeholder terkait. Juga menemani petani tebu saat nanti wadul ke Bulog di Jakarta. 

“Segera (audiensi) dilaksanakan ke Bulog Jakarta,” paparnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)