BLORA, Lingkarjateng.id – Peringatan 117 tahun perjuangan Samin Surosentiko berlangsung spesial dengan kirab obor atau brokohan di Pendopo Pengayoman Mbah Samin Surosentiko, Desa Plosokediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora.
Pada acara dengan tema Lelaku Jejeke Adil yang dilangsungkan pada Jumat, 15 Maret 2024 malam itu, para Sedulur Sikep (pengikut Samin Surosentiko) sambil membawa obor berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 kilometer dari SD Negeri Kediren sampai Pendopo Pengayoman Samin Surosentiko. Peserta kirab obor juga membawa hasil pertanian dari Sedulur Sikep.
Bupati Blora, Arief Rohman yang hadir dan mengikuti rangkaian kegiatan tersebut memberikan apresiasinya dan berharap peringatan perjuangan Mbah Samin menjadi agenda tahunan.
Selain itu, Bupati Arief bertekad menyusun kegiatan serupa di tahun-tahun mendatang. Harapannya, supaya Samin dan ajarannya bisa dikenal masyarakat secara lebih luas. Bukan hanya dikenal di Indonesia.
“Atas nama pribadi dan Pemkab Blora, saya mengapresiasi kegiatan ini. Kami minta dukungannya terutama Pemerintah Pusat yang kesempatan kali ini dihadiri perwakilan Dirjen Kebudayaan biar tahun depan bisa laksanakan kembali. Kita susun kegiatan biar Samin bisa mendunia bukan hanya dikenal di Indonesia,” paparnya.
MUSYAWARAH: Bupati Blora, Arief Rohman (batik hijau) bersama Sedulur Sikep dalam peringatan 117 tahun perjuangan Samin Surosentiko di Pendopo Pengayoman Mbah Samin Surosentiko, Desa Plosokediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora pada Jumat, 15 Maret 2024 (Dok. Prokompim Blora/Lingkarjateng.id)
Bupati Arief juga menegaskan bahwa, Pemkab Blora beserya semua jajaran berkomitmen dan terus mendukung segala bentuk kegiatan budaya. Apalagi melestarikan nilai-nilai ajaran perjuangan para leluhur, utamanya Mbah Samin Surosentiko.
Dengan pelestarian budaya tersebut, pihaknya berharap ajaran Samin Surosentiko bisa diajarkan di bangku sekolah. Apalagi, ajaran Samin telah dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
“Saya juga mendorong ajaran-ajaran Samin ini bisa ditulis. Kalau dibukukan akan memperkaya khasanah anak didik kita. Anak sekolah biar tahu. Sebagai muatan lokal biar bisa kita lestarikan ajaran Samin Surosentiko,” terangnya.
Penghargaan terhadap perjuangan Samin Surosentiko juga diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Randublatung yang baru saja diresmikan pada awal Maret 2024.
“Rumah Sakit Randublatung yang baru kami resmikan beberapa waktu lalu, kami putuskan dinamakan RSUD Samin Surosentiko. Itu semua dalam rangka mengenang perjuangan beliau dan Randublatung ini kan merupakan tanah kelahirannya. Semoga ini semua menginspirasi. Terimakasih, rahayu, seger waras,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hms – Lingkarjateng.id)