Banjir di Pati Rendam 7.128 Hektare Lahan Pertanian

PATI, Lingkarjateng.id – Ribuan hektare lahan pertanian di Kabupaten Pati terendam banjir usai diguyur hujan berturut-turut selama hampir sepekan pada pekan kedua Maret 2024.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati per 18 Maret 2024, lahan pertanian yang terendam banjir terletak di beberapa desa di Kecamatan Gabus, Kayen, Juwana, Dukuhseti, Jakenan, Winong, Pati, Sukolilo dan Wedarijaksa.

“Ini memang ada sembilan kecamatan, kemudian ada 52 desa yang lahannya terkena banjir. Berbeda dengan rumah,” ujar Kepala Dispertan Pati, Niken Tri Meiningrum, Senin, 18 Maret 2024.

Lahan pertanian yang terendam banjir di antaranya lahan padi, jagung dan bawang merah dengan luas yang berbeda-beda. Untuk lahan padi seluas 6.955,4 hektare, lahan jagung seluas 153,1 hektare dan lahan bawang merah seluas 20 hektare.

Meskipun demikian, Niken mengatakan bahwa tanaman padi yang terendam banjir belum bisa dinyatakan puso. Saat ini umur tanaman padi ada yang baru berusia 15 hari dan ada yang sudah waktunya panen.

“Yang bisa dikatakan puso jika umur tanaman sudah 60 hari. Kalau yang masih persemaian belum bisa dinyatakan puso. Tingkat kerusakannya juga seperti apa, nanti yang menyatakan dari petugas pengamat PUPT namanya,” jelasnya.

Saat ini pihaknya masih memantau jangka waktu tanaman padi yang terendam banjir. Setelah itu, baru bisa menentukan berapa luas tanaman padi yang puso.

“Kami masih menunggu lamanya terendam tanaman. Biasanya mungkin dia hanya setengah, umur tanamannya sudah 85-90 hari, mungkin masih bisa bertahan,” jelasnya.

Sedangkan ketinggian air yang menggenangi tanaman padi bervariasi tergantung umur tanaman karena ada yang baru mulai tanam dan ada yang sudah siap panen.

“Bervariasi, ada yang sampai tenggelam dan separuh. Tapi kalau yang Kecamatan Jakenan dan Gabus itu parah, tanamannya mungkin tidak kelihatan,” terangnya.

Untuk meringankan beban petani yang terendam banjir, Dispertan Pati berupaya mengusulkan bantuan benih padi.

“Kami akan mengusulkan benih dari pusat, bisanya nanti kami usulkan itu untuk mendapatkan bantuan,” ucapnya. 

Sementara itu salah satu petani di Desa Karangrowo, Kecamatan Jakenan, Parno (52) mengeluhkan tanaman padi miliknya yang baru berumur 35 hari terendam banjir.

“Baru selapan umurnya, waktunya memberi Urea tapi ini sudah terendam banjir,” ungkapnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)