Bendungan Keruk Blora Tak Banyak Dimanfaatkan Petani, Ada Apa?

BLORA, Lingkarjateng.id – Bendungan Keruk yang berada di Dukuh Keruk, Kelurahan/Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora sedianya menjadi sandaran air pertanian. Akan tetapi, masyarakat justru tidak banyak memanfaatkan pasokan air dari tempat penimbun air tersebut.

Minimnya pemanfaatan Bendungan Keruk untuk pengairan pertanian, disinyalir karena para petani lebih memilih menanam jagung yang tidak banyak membutuhkan air.

Ngadimen (60), seorang petani yang lahannya berada di sekitaran Bendungan Keruk, mengaku bahwa sejak ia memilih menanam jagung, ia dan para petani lainnya tidak lagi memerlukan pasokan air yang banyak untuk pengairan di lahan garapannya.

“Kami tidak lagi menanam padi setiap musimnya. Sekarang jagung, yang tidak banyak butuh air,” ujarnya, pada Senin, 10 Juli 2023.

Menurut Ngadimen, petani sekitar Bendungan Keruk pernah beberapa kali menanam padi dalam setahun dan mengandalkan air bendungan untuk pengairan, tetapi hasil panen yang didapatkan tidak memuaskan.

“Kita mencoba seperti daerah Mendenrejo yang mengandalkan irigasi, namun nyatanya gagal,” sambungnya.

Hasli panen yang tidak sesuai harapan itu lah yang membuatnya beralih menanam jagung. Dia menduga kurang maksimalnya tanaman padi di sekitar bendungan karena jenis tanahnya berbeda dengan di Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan maupun daerah lain yang cocok ditanami padi.

“Di sini mungkin struktur tanahnya beda, karena daerah hutan, mungkin lebih cocok untuk tanaman keras,” sambungnya.

Sementara itu, salah satu pemilik warung di sekitar Bendungan Keruk, Jomo, mengatakan bahwa bendungan tersebut saat ini hanya dimanfaatkan untuk hiburan masyarakat. salah satunya untuk memancing.

“Kalau hari libur banyak yang mancing di sini,” ucapnya.

Jomo berpendapat, sebenarnya potensi Bendungan Keruk cukup bagus jika dikelola dengan baik, tetapi hingga saat ini belum ada pihak-pihak yang berupaya melakukannya, sehingga sangat disayangkan.

“Eman sebenarnya, potensinya bagus,” imbuhnya.

Terpisah, salah satu staf kelurahan Randublatung saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa saat ini memang belum ada  pengelolaan yang baik. Salah satu kemungkinannya karena tidak ada anggaran

“Anggarannya mungkin belum ada, sehingga, ya, apa adanya seperti itu,” ungkapnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)