KUDUS, Lingkarjateng.id – Dalam rangka memperingati Hari TB (Tuberkulosis) yang jatuh pada 24 Maret 2024 mendatang, skrining penyakit TBS digelar di kampus yang ada di Kabupaten Kudus, salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), pada Senin, 4 Maret 2024.
Kegiatan skrining yang digelar oleh Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kabupaten Kudus bersama Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus ini menyasar para mahasiswa UMKU.
Dalam kesempatan tersebut juga digelar seminar tentang penyakit TBC dan cara penanganannya dengan narasumber dr. Amirati Dwishinta Widiasari (DKK Kudus) dan Sukarmin (Dosen Kesehatan UMKU).
Presiden Mahasiswa UMKU, M Nico Bagus menuturkan bahwa peserta yang ikut dalam seminar kali ini diantaranya mahasiswa kesehatan, mahasiswa ekonomi, dan hukum.
Ia mengatakan, seminar ini penting agar bisa mencegah dan ikut berperan dalam upaya menekan penyebaran kasus TBC.
“Kudus ini kan salah satu termasuk populasi yang banyak perokok, jadi ini merupakan suatu isu dan keresahan sendiri bagi kita dan BEM UMKU juga sudah membicarakan terkait lingkungan,” kata Presiden Mahasiswa UMKU, M Nico Bagus.
Sementara itu, Staf Program MSI Kabupaten Kudus, Ahmad Sofyan menyampaikan seminar dan skrining kesehatan untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa mengenai penyakit TBC dan cara menyembuhkan TBC
Ahmad Sofyan mengatakan, penyakit TBC bisa disembuhkan. Sedangkan orang mengidap TBC tidak seharusnya diasingkan, namun harus diberi dukungan agar mereka semangat untuk sembuh.
Terlebih, lanjutnya, masa pengobatan penyakit TBS membutuhkan waktu minimal 6 bulan.
“Kami melakukan skrining dan investigasi kontak ke rumah-rumah untuk melakukan pengecekan dahak yang berbasis pasien. Jadi serumah akan diminta suspek untuk pengecekan dahak untuk pencegahan,” katanya.
Diketahui, kasus pasien TBC ditemukan sebanyak 212 pasien mulai Januari-Februari 2024. Oleh sebab itu, hal ini menjadi perhatian MSI Kudus agar kasus serupa tidak semakin bertambah.
Pihaknya juga bersinergi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus dengan sangat baik dalam menangani TBC.
“Kita punya pasien support di RSUD Kudus dan sejumlah puskesmas yang akan mendampingi pasien TBC,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Lingkarjateng.id)