Jadi Tokoh Emansipasi Wanita, RA Kartini Ternyata Sosok yang Agamis

REMBANG, Lingkarjateng.id – Raden Ayu (RA) Kartini menjadi sosok komplit yang patut diteladani para wanita di zaman sekarang. Tak hanya memiliki kecerdasan, tekad bulat, dan pantang menyerah dalam memperjuangkan hak-hak wanita, RA Kartini juga sebenarnya memiliki ilmu beragama.

Hal itu diungkapkan Bupati Rembang, Abdul Hafidz, saat acara Kartini Mengaji dalam rangka peringatan Hari Kartini ke-144 di Pendopo Museum Kartini belum lama ini.

Bupati Hafidz menyampaikan, sosok RA Kartini dahulu dikesankan seolah-olah tidak mengenal agama. Padahal berdasarkan penelusuran sejarahnya, RA Kartini merupakan seorang yang agamis dan menjadi santri ulama besar Semarang KH Muhammad Sholeh bin Umar (Kyai Haji Sholeh Darat).

Bahkan, kata Bupati Hafidz, Kyai Soleh Darat pernah menghadiahkan tafsir Al-Quran kepada RA Kartini. Tafsir Al-Quran tersebut sampai saat ini tersimpan di Museum RA Kartini.

“Setelah ditelusuri sejarahnya, ternyata Kartini ini sempat mengaji di Kyai Haji Sholeh Darat dan ada dokumennya. Sehingga kami minta di hari ulang tahunnya ada Kartini Mengaji. Menegaskan bahwa Kartini ini benar-benar santri,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Bupati Hafidz menegaskan para wanita zaman sekarang patut mencontoh sifat-sifat teladan yang dimiliki RA Kartini. Menurutnya, di era sekarang ini banyak wanita pintar yang bisa dicontoh namun belum tentu bisa menjadi contoh yang baik.

“Kalau Kartini ini komplit. Dia cerdas, pemberani, memberi contoh, dan bisa dicontoh. Inilah hebatnya Kartini, jadi komplit semua. Belum tentu setiap ada orang yang pintar bisa dicontoh. Jadi Kartini ini luar biasa,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang, Mutaqin, menjelaskan bahwa acara Kartini Mengaji merupakan kali kedua yang digelar di Pendopo Museum Kartini. Sebab, acara Kartini Mengaji ini menggantikan acara Kirab Pataka yang sebelumnya rutin digelar setiap peringatan Hari Kartini.

“Salah satu tujuan kami menggelar acara ini adalah untuk menyebarluaskan bahwa Kartini itu adalah santri. Oleh karena itu, acara ini yang kedua. Yang pertama kita laksanakan pada tahun 2022 lalu,” ujar Mutaqin. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)