Harga Naik, Omzet Pedagang Kolang Kaling di Batang Turun Drastis

BATANG, Lingkarjateng.id – Penjualan kolang kaling yang biasanya meningkat saat bulan puasa justru turun drastis pada Ramadhan 1444 Hijriah. Hal ini dirasakan oleh salah satu pedagang kolang kaling di Kabupaten Batang.

Helmi, pedagang kolang kaling di Pasar Batang, mengaku penjualannya turun drastis jika dibandingkan tahun lalu yang cukup melejit. Menurutnya, faktor cuaca mempengaruhi minat masyarakat dalam membeli kolang kaling sebagai kudapan saat buka puasa.

Menurut Helmi, cuaca sejuk yang terkadang masih diselingi dengan hujan walaupun intensitasnya rendah tetap berpengaruh pada berkurangnya jumlah pembeli.

“Kalau cuaca sangat panas seperti Ramadhan tahun lalu, wah, sangat laris, beda dengan tahun ini turun drastis. Puasa tahun kemarin omzet penjualan kolang kaling bisa sampai Rp 17 juta, tapi tahun ini cuma Rp 5 juta per hari,” jelasnya.

Ada beberapa jenis kolang kaling yang dijual, di antaranya jenis Medan yang semula Rp 13 ribu, Bandung Rp 12 ribu dan lokal Rp 10 ribu per kilogramnya. Namun Ramadhan kali ini hampir rata-rata mengalami kenaikan sebesar Rp 5 ribu per kilogramnya.

Ia menyebut konsumennya didominasi oleh pedagang kecil yang akan dijual kembali dengan data beli 2-3 kilogram. Ada pula pembeli untuk konsumsi sendiri dengan jumlah tak begitu banyak.

Selain Kolang-kaling, Helmi juga menjual cincau dengan harga Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu untuk satu potong ukuran sedang. Mayoritas pembelinya adalah para pedagang es campur dan sup buah karena untuk keperluan menu takjil.

Sementara itu, salah satu pedagang es campur, Suti, membeli bahan-bahan pelengkap untuk menu es campur lengkap dengan modal sampai Rp40 ribu.

“Saya beli kolang kaling, cendol sama cincau hitam. Harganya masih stabil, sih, dan saya jualannya pas puasa aja, jadi menyesuaikan keinginan konsumen yang mayoritas senangnya es campur,” terangnya.

Berbeda dengan Wahyuni, ibu rumah tangga dari Klidang Wetan yang membeli Kolang-kaling dalam jumlah cukup banyak.

“Ini ‘kan untuk stok di rumah karena kadang malas bolak-balik ke pasar. Dan keluarga juga senang menu kolak Kolang-kaling untuk berbuka jadi belinya sekalian 3,5 kilogram seharga Rp63 ribu,” bebernya.  (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)