Crystal Building, Gedung Berdinding Kaca Ramah Lingkungan di Kudus

KUDUS, Lingkarjateng.id – Gedung Crystal Building diklaim sebagai salah satu bangunan ramah lingkungan di Kabupaten Kudus karena didominasi kaca sehingga meminimalisir penggunaan listrik saat siang hari.

Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), Rusnoto, mengatakan bahwa gedung Crystal Building sengaja didesain sedemikian rupa untuk menjalankan gerakan Go Green dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan.

“Kami dulu awalnya mendesain gedung ini saat pandemi Covid-19. Jadi kami buat gedung supaya sinar matahari bisa masuk, jadi kuman tidak bisa berkembang, dan tidak perlu lampu di siang hari,” kata Rektor UMKU Rusnoto.

Meskipun material didominasi kaca, Rusnoto menyebut bahwa material yang digunakan cukup kokoh dan tahan gema. Sehingga, ketika mengadakan acara dengan suara sound system bangunan tetap aman dan nyaman.

Ia menceritakan, bangunan ini juga terinspirasi dari istana negara Republik Indonesia. Hal ini tampak dari adanya pilar-pilar yang membuat bangunan tersebut tampak megah.

“Gedung ini diilhami dari istana negara. Tapi kalau pilar istana negara diameternya itu 80 sentimeter, bangunan ini memiliki pilar berdiameter 120 sentimeter,” jelasnya.

Bangunan tiga lantai tersebut, rencananya akan digunakan untuk kegiatan akademik maupun bisnis. Diantaranya untuk lantai tiga akan dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar dan workshop.

Kemudian untuk lantai dua digunakan untuk perkantoran dan layanan akademik. Sementara untuk lantai satu merupakan convention hall yang mampu menampung 3.500 orang.

“Setiap lantainya ini memiliki luas 1.200 meter persegi. Sedangkan luas lahan seluruh area bangunan itu sekitar 1,2 hektare,” sebutnya.

Lahan yang digunakan sendiri bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus. Total anggaran yang digunakan untuk membangun Crystal Building ini yaitu sekira Rp 10 miliar.

“Masyarakat yang ingin menyewa gedung ini untuk acara juga bisa. Kalau saat ini mungkin biaya sewanya sekitar Rp 20 juta,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)