Antisipasi Banjir di Pati saat Pemilu, TPS Dipetakan dan Distribusi Logistik Dirancang

PATI, Lingkarjateng.id – Pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 diprediksi akan digelar pada musim hujan. Untuk mengantisipasi adanya banjir yang dimungkinkan dapat mengganggu aktivitas distribusi logistik dan penyelenggaraan pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pati telah memetakan beberapa lokasi yang sering mengalami banjir dan solusi pendistribusian logistik pemilu.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, waktu pencoblosan tanggal 14 Februari 2024 diprediksi akan terjadi banjir di wilayah pantura khususnya Kabupaten Pati.

Ketua KPU Pati Supriyanto saat dihubungi di Pati, pada Senin, 18 Desember 2023 mengatakan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya dengan Polresta Pati.

Pihaknya pun telah memetakan titik-titik TPS yang rawan bencana banjir.

“Kita sudah mulai koordinasi pemetaan dengan Polresta Pati terkait desa dan titik-titik TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang kemungkinan akan terdampak bencana banjir,” ujarnya.

Kemudian, kata dia, Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat desa yang TPS menjadi langganan banjir telah diarahkan oleh KPU untuk menyediakan opsi tempat lain yang lebih aman.

Selain memetakan tempat langganan banjir, pihaknya juga sudah mengantisipasi jika dimungkinkan terjadi kendala dalam proses pendistribusian logistik pemilu dengan panitia pemilu yang sudah berpengalaman pada tahun lalu. Seperti, terkait dengan armada untuk pendistribusian logistik Pemilu 2024 di wilayah rawan banjir.

“Kemarin kita mintai pendapatnya kalau misalkan ini nanti di sepanjang Sungai Juwana kebanjiran dan truk tidak bisa masuk ke lokasi di desa-desanya itu ada tidak armada yang dipakai? Misalkan perahu-perahu kecil dengan standardisasi antihujan,” jelasnya.

Menurutnya, beberapa wilayah di pinggiran Sungai Silugonggo Juwana sudah dipetakan karena menjadi langganan banjir. Seperti Kecamatan Juwana, Jakenan, dan Sukolilo.

“Yang jelas kalau hujannya menengah itu seperti halnya waktu coklit (pencocokan dan penelitian) kemarin. Itu ‘kan lebih dari 30 desa yang  kebanjiran. Di Juwana saja ada sekitar 11 desa. Belum yang Jakenan, terus yang sepanjang sungai itu, Sukolilo juga. Itu kemarin sekitar 32 desa,” imbuhnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Koran Lingkar)