1 Puskesmas di Jepara Belum Capai Target Imunisasi Polio

JEPARA, Lingkarjateng.id – Capaian Sub PIN (Pekan Imunisasi Nasional) Polio putaran pertama di Kabupaten Jepara melampaui target. Namun ada satu Puskesmas yang belum mampu memenuhi targetnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Eko Cahyo Puspeno di Jepara, baru-baru ini mengatakan selama proses vaksin putaran pertama tersebut, capaian vaksin berada di angka 98 persen.

“Kalau capaian kabupaten sudah melampaui target. Target kita 95 persen, hanya satu di Puskesmas Welahan I yang belum capai target, sisanya sudah berada di atas 95 persen,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, belum tercapainya target dikarenakan adanya beberapa balita yang kondisinya sakit sehingga dilakukan penundaan. 

“Beberapa ada yang ditunda karena sakit, kemudian disusulkan melalui kegiatan sweeping,” ujarnya.

Sementara terkait kendala yang dialami dalam proses vaksin polio sesi pertama, Eko mengatakan bahwa adanya perbedaan data Pusdatin dengan sasaran riil hasil pendataan. 

“Argumen dari Puskesmas terdapat perbedaan data Pusdatin dengan sasaran riil hasil pendataan. Tapi kalau di kroscek dengan data kelahiran, hampir sama dengan data Pusdatin, sehingga perlu memaksimalkan upaya pendataan sasaran,” terangnya.

Pihaknya berharap semua komponen masyarakat mendukung program ini dalam rangka untuk melindungi anak-anak dari risiko penularan penyakit polio.

“Walaupun saat itu terjadi satu kasus tapi penularannya sangat cepat. Contohnya di Aceh pada saat itu ada satu kasus tapi yang tertular kurang lebih 200 anak. Tingkat kematian penyakit ini cukup tinggi yaitu sebesar 5 persen,” jelasnya.

Selain itu, ia juga berpesan kepada masyarakat tidak perlu takut karena vaksin ini jelas halal, efektif, dan gratis. Masyarakat bisa mengikuti Sub PIN polio di puskesmas, posyandu, sekolah, pos-pos imunisasi lainnya yang ditetapkan di setiap wilayah.

“Penyakit polio ‘kan berat tapi bisa dicegah dengan vaksin polio. Terkait efek sampingnya atau kejadian pascaimunisasi mungkin saja terjadi tapi jarang sekali terjadi,” imbuhnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)