BLORA, Lingkarjateng.id – Mencuatnya tangkapan layar pesan WhatsApp Direktur Blora Patra Energi (BPE), Tri Harjianto, terkait isu kasus Ledok hingga kini masih belum ada titik terang persoalan apakah yang sebenarnya terjadi di Badan Usaha Milik Daerah ini.
Bupati Blora, Arief Rohman, saat diminta menanggapi persoalan dugaan Direktur BPE Blora yang menutupi kasus Ledok itu itu hanya menjawab singkat.
“Hari ini baru akan kita rapatkan bersama Pak Sekda. Kalau sudah nanti akan kita sampaikan,” ucapnya usai menghadiri upacara peringatan Hari Pendidikan di Kecamatan Randublatung pada Selasa, 2 Mei 2023.
Diberitakan sebelumnya, potongan tangkapan layar pesan WhatsApp Direktur BPE Blora tentang laporan intern di Komisaris BPE mencuat ke publik. Salah satu isinya adalah pemberian sejumlah uang supaya kasusnya tidak mencuat di media.
Viral! Laporan Direktur BPE Blora yang Diduga Tutupi Kasus Ledok Bocor ke Publik
Menanggapi hal itu, Direktur BPE Blora, Tri Harjianto, mengaku bahwa pesan WhatsApp tersebut memang dirinya yang membuat.
“Iya itu saja. Sebagai laporan internal direktur kepada komisaris,” jelasnya.
Tri menambahkan, dalam grup obrolan tersebut sebenarnya hanya ada empat orang saja sehingga ia tak menduga isi pesan dari ruang obrolan tersebut bisa bocor.
“Saya juga heran kenapa itu bisa keluar dan tersebar. Kami akan cari siapa yang membocorkannya,” tegasnya.
Kemudian terkait pemberian uang guna menutupi kasus Ledok agartidak mencuat ke media, Tri mengaku sudah sesuai proposal yang diajukan, dan realisasinya telah disepakati dalam rapat bersama pimpinan perkumpulan Ledok.
Dia juga mengaku, pemberian sejumlah uang tersebut memang soal kasus sumur tua di Ledok.
“Iya soal Sumur Ledok,” bebernya.
Dilirik Investor, 10 Sumur Minyak Tua di Blora Bakal Direaktivasi
Sementara itu, salah satu warga Bleboh, Jiken, Blora, Bagong Suwarsono, mengaku prihatin dengan tersebarnya WhatsApp petinggi BPE Blora. Untuk itu dia berharap aparat penegak hukum (APH) bisa turun secepatnya.
“Ibarat orang sakit. BPE harus dibedah total,” ucapnya.
Dia menambahkan, berangkat dari semangat untuk menaikkan PAD Blora, ternyata di dunia BUMD Blora, Khususnya BPE terjadi permainan-permainan kotor dengan menghamburkan uang untuk kepentingan tidak jelas.
“Ini harus dibedah. APH harus turun tangan secepatnya,” pintanya.
Sementara itu, Komisaris BPE Blora, Lilik Sugianto, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, sebenarnya tidak ada kasus yg krusial di dalam tubuh BPE.
“Saya jamin kalau ada permasalahan teknis terkait pengelolaan sumur itu adalah kendala dalam penanganan sumur-sumur tua oleh kelompok penambang dan itupun selalu bisa tertangani dengan baik,” tuturnya, pada Senin, 1 April 2023.
Dewan Dorong BUMD Optimalkan Potensi Galian C di Blora
Menurutnya, tentang isu lingkungan ini sudah dalam tahap penanganan dan BPE sedang mempersiapkan instalasi penanganan limbah yang saat ini sedang di bangun di wilayah Sambong.
“Memang kami sangat berhati-hati terhadap isu yg bisa menimbulkan kegaduhan dimana bisa berdampak pada ketidaknyamanan investor yang akan masuk. Karena memang itu yang sangat kami butuhkan,” papar Lilik.
Dengan kondisi ini, menurut Lilik, rupanya ini dimanfaatkan oleh oknum. Saat disinggung soal kiriman tangkapan layar potongan pesan WhatsApp di Grup CDB, Lilik menegaskan, bahwa, semua itu pembelajaran bersama.
“Kalau ada yang menyalahi aturan, pasti kita sudah ditangkapi. BPE mampu berkontribusi Rp 1,2 M untuk PAD Blora pada 2022 lalu. Semua untuk pembelajaran. BPE jangan diintimidasi, biar ada investor yang bisa masuk kesini,” ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, salah satu oknum wartawan yang namanya sempat disebut di tangkapan layar pesan WhatsApp tersebut belum bisa dihubungi. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)