BLORA, Lingkarjateng.id – Hasil Pemilihan Kepala Desa atau Pilkades serentak se-Kabupaten Blora yang dilaksanakan beberapa waktu lalu menorehkan hasil yang mencengangkan. Diluar dugaan, dari 22 calon petahana yang maju, hanya 10 kepala desa (kades) yang kembali terpilih sehingga sisanya atau mayoritas, merupakan wajah-wajah baru.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Blora Yayuk Windrati mengungkapkan bahwa hasil Pilkades serentak di 27 desa telah di rekapitulasi dan banyak wajah baru yang terpilih.
Yayuk berpesan kepada Petahana yang tidak lolos pemilihan, untuk tidak patah semangat. Menurutnya, masih banyak cara untuk mengabdi kepada desa sebagai warga biasa.
BPD Banjarejo Sebut Pilkades Serentak Blora Sarat Politik Uang
“Tercatat 22 incumbent (petahana) yang maju, terpilih 10 incumbent. Menjadi kades bukan satu-satunya cara untuk mengabdi, masih banyak cara lain,” ujarnya, pada Kamis, 13 Juli 2023.
Bagi kades baru yang terpilih, Yayuk berpesan agar bisa memberikan kontribusi lebih baik bagi desa dan menyatukan kembali masyarakat yang berbeda pilihan.
“Semua harus dianggap sebagai warga desa yang berhak mendapatkan pelayanan, diayomi dan ditingkatkan kesejahteraan,” ucapnya.
Dengan usainya pesta demokrasi yang digelar pada 8 Juli 2023 lalu, dirinya berharap tidak ada lagi pendukung salah satu calon sebab semua adalah warga yang mempunyai hak sama.
Ditegur Sering Temui Calon Kades, 1 Orang Panitia Pilkades Genjahan Blora Pilih Mundur
Pesta demokrasi sudah usai, lanjut Yayuk, tidak ada lagi yang Namanya pendukung salah satu calon, karena menurutnya semua adalah warga desa yang mempunyai hak sama.
Sementara itu, Ketua Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Blora, Cuk Suwartono menyampaikan ada beberapa sebab petahana gugur dalam pilkades. Seperti program yang dijanjikan tidak terpenuhi, masyarakat kurang puas dengan kinerja kades selama menjabat.
“Bisa jadi program yang ditawarkan calon kades baru lebih menarik bagi warga, yang tahu kinerja kades petahana juga warga desa,” ungkapnya.
Menurut Suwartono, masyarakat desa saat ini sudah cerdas dalam memilih calon yang dirasa mampu membawa desa lebih baik. Terlebih dengan adanya teknologi dan media sosial, dapat membandingkan perkembangan desanya dengan desa lain yang bisa lebih baik. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)