Kisah Pilu Dibalik Indomie dan Mie Gaga

Mie instan merupakan salah satu makanan yang sangat populer di Indonesia. Keberhasilannya didukung oleh kemudahan dan cepatnya proses pembuatannya, bumbu instannya, dan harga yang terjangkau. Selain itu, kelezatan mie instan di Indonesia ditambah dengan beragam cita rasa khas nusantara yang membuatnya tidak pernah membosankan.

Indomie adalah salah satu merek mie instan yang paling terkenal di Indonesia, bahkan juga di dunia. Merek ini telah menjadi sinonim bagi mie instan di tanah air. Banyak orang masih mengacu pada mie instan dengan sebutan “Indomie” tanpa memandang mereknya. Bahkan, kepopuleran Indomie merambah ke berbagai negara, seperti Nigeria, Ghana, Arab Saudi, dan Serbia.

Namun, terdapat kisah menarik dalam sejarah Indomie. Pada masa lalu, Indomie pernah bersaing dengan merek lain, bukan Mie Sedap seperti yang mungkin dipikirkan. Yang dimaksud di sini adalah persaingan antara Indomie dengan Mie Gaga. Mie Gaga mungkin jarang ditemui di warung-warung dan lebih sering dijumpai di minimarket.

Yang menarik, pencetus merek Mie Gaga adalah orang yang sama yang menciptakan Indomie, yaitu Djajadi Djaja. Pada tahun 1972, ia mendirikan PT Sanmaru Food Manufacturing, perusahaan yang memproduksi Indomie. Namun, pada tahun 1984, Sudono Salim, seorang pengusaha sukses, terlibat dalam cerita Indomie.

Sudono Salim mengajak Djajadi untuk bermitra dan mendirikan PT Indofood Interna Corporation. Djajadi memegang 57,7% saham, sementara Sudono Salim memegang sisanya, yaitu 42,5%. Dengan kerjasama ini, Djajadi menjadi pemegang saham utama di PT Indofood. Sayangnya, terdapat masalah internal pada perusahaan ini pada tahun 1993, yang berpengaruh pada arah merek ini ke depan.

Djajadi mengalami masalah finansial yang mengakibatkan Salim mengambil langkah untuk mengakuisisi penuh PT Indofood dan mengeluarkan Djajadi dari urusan Indomie. Salim tidak lagi menggunakan perusahaan Djajadi sebagai distributor Indomie. Akhirnya, merek Indomie sepenuhnya berada di bawah kendali Sudono Salim.

Djajadi melakukan gugatan hukum terhadap Indofood, bahkan hingga ke Mahkamah Agung dalam upayanya untuk mempertahankan Indomie. Namun, upayanya tidak berhasil, dan Indomie tetap berada di bawah kepemilikan Salim. Djajadi terpaksa menerima keputusan ini dan memulai lagi dengan menciptakan merek mie instan baru.

Merek mie instan yang diciptakan kembali oleh Djajadi ini dikenal sebagai Mie Gaga. Meskipun tidak secara terkenal seperti Indomie, banyak netizen mengamati bahwa ada nuansa Indomie yang terasa dalam Mie Gaga. Mie Gaga memiliki beberapa varian, termasuk Mie Gaga 100 dan Mie Gepeng, yang menjadi pesaing Indomie.

Mie Gaga juga dikenal karena varian pedasnya. Harga Mie Gaga saat ini masih terjangkau, sekitar Rp. 2.500, dan banyak ditemukan di minimarket. Harga yang ramah di kantong ini tetap bersaing meski banyak mie instan lainnya telah melonjak harganya. Soal rasa, Mie Gaga patut dicoba dan dibandingkan dengan Indomie.