Jakarta, 13/6 – Dengan adanya perkembangan teknologi, kini telah tersedia pemeriksaan pada saluran pencernaan tanpa menimbulkan rasa sakit yakni menggunakan metode kapsul endoskopi.
Apa itu Kapsul Endoskopi?
Dalam siaran resminya, Selasa, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Siloam Lippo Village, Dr. dr. Tjahjadi Robert Tedjasaputra, Sp.PD-KGEH, menerangkan bahwa kapsul endoskopi adalah prosedur pemeriksaan endoskopi yang dilakukan dengan menggunakan sebuah kapsul yang berisi kamera dan lampu kecil yang dikonsumsi oleh pasien.
Jangka waktu aktifnya kapsul tersebut bisa mencapai 12 jam di dalam tubuh. Kapsul tersebut dapat mengambil gambar dari bagian usus dan mengirimkannya ke penerima sinyal di luar tubuh untuk dianalisis oleh dokter.
“Prosedur ini biasanya digunakan untuk memeriksa usus halus, karena bagian tersebut adalah bagian yang sulit dijangkau dengan endoskopi konvensional” ujar Robert.
Lebih lanjut lagi, dokter lulusan Subspesialis Konsultan Gastroenterologi Universitas Indonesia ini menyebutkan bahwa tujuan utama dari kapsul endoskopi adalah untuk membantu mendiagnosis kelainan pada saluran pencernaan, seperti Lesi dan polip, Crohn’s disease dan colitis ulseratif (IBD), dan Tumor
Fungsi dan tahapan metode kapsul endoskopi
Selain tujuan yang disebutkan di atas, kapsul endoskopi merupakan metode yang nyaman untuk pemeriksaan saluran pencernaan yang memungkinkan pasien melakukan aktivitas normal saat menjalani prosedur ini, tanpa memerlukan anestesi dan intervensi bedah.
Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan oleh pasien sebelum diberikan kapsul endoskopi. Pertama, pasien harus berpuasa selama kurang lebih 6 (enam) jam sebelum prosedur dilakukan.
Kedua, kapsul endoskopi ditelan oleh pasien dan akan melewati saluran pencernaan dan bekerja mengambil gambar dari bagian dalam usus pasien.
Beberapa jam kemudian setelah kapsul masuk ke dalam tubuh, pasien akan dimonitor oleh penerima sinyal yang bertugas mengambil gambar. Tahap terakhir adalah pembuangan kapsul secara alami saat pasien buang air besar.
Biasanya pasien dapat mengeluarkan kapsul endoskopi saat buang air besar antara 2 sampai 3 hari setelah kapsul tersebut ditelan.
“Prosedur ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan memakan waktu sekitar 10 jam atau lebih untuk monitor, tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa terutama di bagian usus halus,” terang Robert.
Kemudian, pembacaan hasil dari kapsul endoskopi akan dilakukan oleh dokter dengan menggunakan komputer yang berfungsi untuk memproses dan menganalisis gambar yang diambil dari alat penerima sinyal yang diselempangkan pada badan pasien.
Alat penerima sinyal ini akan dihubungkan ke komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak khusus untuk memproses gambar yang diambil oleh kapsul.
Dokter akan menilai hasil kapsul endoskopi untuk mencari tanda-tanda kelainan, seperti luka, peradangan, polip, atau tumor. Hasil kapsul endoskopi yang sudah dianalisis kemudian digunakan dokter untuk menentukan diagnosis yang akurat dan membantu dalam perencanaan pengobatan yang lebih tepat.
Keunggulan penggunaan kapsul endoskopi
Dalam upaya pemeriksaan, pasien yang mengalami masalah pada pencernaan mempunyai beberapa keunggulan yang dimiliki oleh kapsul endoskopi antara lain non-invasif sehingga nyaman dan tidak memerlukan anestesi atau intervensi bedah.
Kemudian, prosedur ini bisa menghindari risiko infeksi dan memberikan hasil yang akurat. Namun, metode ini juga bisa menimbulkan efek samping. Efek samping dari penggunaan kapsul endoskopi tergantung pada kondisi pasien dan sifatnya sementara. Namun, beberapa efek samping yang mungkin terjadi seperti rasa mual, muntah, atau sulit buang air besar.
Risiko dan perhatian khusus penggunaan kapsul endoskopi
Seperti halnya prosedur medis lainnya, terdapat risiko dengan penggunaan kapsul endoskopi, seperti masalah pada usus yang tersumbat.
Oleh karena itu, sebelum melakukan prosedur kapsul endoskopi, pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi yang lebih tepat mengenai kondisi dan risiko yang mungkin terjadi, termasuk pada pasien dengan riwayat sakit jantung atau memiliki implan tertentu di dalam tubuh. Meskipun kapsul endoskopi adalah prosedur yang relatif aman, namun beberapa faktor klinis harus diperhatikan sebelum melakukan prosedur ini.