BLORA, Lingkarjateng.id – Direktur PT Blora Patra Energi (BPE) Blora, Tri Harjianto, bersama jajaran akhirnya buka suara soal penyebab pemberian uang Rp 50 juta kepada perwakilan yang mengatasnamakan wartawan. Salah satunya adalah ancaman akan membuka aliran dana “upeti” kepada para pejabat.
Direktur BPE Blora, Tri Harjianto, mengaku saat itu memang dirinya dalam tekanan.
“Kalau nanti tidak diberi akan mengunggah berita-berita terkait Ledok. Banyak hal. Mulai aliran dana atau atensi ke mana saja. Di situ saya mulai kuatir. Kalau itu memang benar pasti ramai,” jelasnya.
Tri mengaku sangat khawatir pada saat itu. Apalagi dengan kondisi tertekan. Mulai penekanan lewat suara dan bentakan.
“Kita juga memikirkan supaya tidak ada masalah. Terus saya menyampaikan pada penambang. Karena tidak punya pilihan. Akhirnya direalisasikan,” tambahnya.
Viral! Laporan Direktur BPE Blora yang Diduga Tutupi Kasus Ledok Bocor ke Publik
Selain kaitannya aliran “upeti”, perwakilan yang mengatasnamakan wartawan juga bakal meramaikan soal truk tangki yang diamankan aparat kepolisian. Ada tiga tangki. Termasuk milik salah satu anggota DPRD Blora.
“Tapi ini sudah jalan kembali,” tambahnya.
Sebenarnya, pihaknya sempat menawar nominal yang diminta. Namun pemohon tidak berkenan dan tetap ngotot minta Rp 50 juta dari kebutuhan yang dibutuhkan Rp 300-an juta.
“Kami diskusi dengan Pak Daryanto (ketua penambang, red), sebab yang tahu persis kondisi lapangan,” terangnya.
Dirinya menyebut, dana tersebut memang terlalu besar. Sempat dinegp, namun tidak berhasil. Akhirnya direalisasikan.
“Uang bersumber dari rekening BPE. Sementara kita tutup dulu. Kita masukkan dana dulu. Bukan dari dana CSR,” imbuhnya.
Ini Tanggapan Bupati Arief Soal Kisruh BPE Blora
Makanya dirinya membuat laporkan ke grup.
“Itu bagian dari saya tertekan. Kondisi sudah terpepet dan itu kekurangan saya,” tambahnya.
Sementara itu, Komisaris BPE Blora Lilik Sugiyanto mengaku, setelah ini, pihaknya akan mendiskusikan persoalan ini terlebih dahulu.
“Setelah ini kita akan melakukan koordinasi terlebih dahulu. Ke mana arahnya, yang intinya, kami sangat menyesalkan adanya oknum yang mengaku sebagai wartawan yang ini justru merugikan citra wartawan sendiri. Intinya ingin saya sampaikan ini lho kok ada wartawan yang seperti ini,” tegasnya.
Rencana ke ranah hukum, pihaknya akan melihat dulu dari segi dampak dan lainnya.
“Yang kita butuhkan kebersamaan wartawan. Ayo kita disengkuyung bareng-bareng,” pintanya. (Lingkar Network | Subekan – Lingkarjateng.id)