KUDUS, Lingkarjateng.id – Ratusan calon jemaah umroh merasa ditipu oleh biro perjalanan umroh dan haji khusus, Goldy Mixalmina. Hal ini lantaran para jemaah tak kunjung diberangkatkan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Direktur sekaligus CEO Goldy Mixalmina, HM Zyuhal Laila Nova diduga kabur membawa uang calon jemaah yang totalnya lebih dari Rp 4 miliar. Para jemaah juga mengaku tak bisa menghubungi Zyuhal.
Oleh karena itu, para jemaah kemudian memilih melakukan mediasi dengan pihak keluarga Zyuhal untuk meminta penjelasan dan solusi.
Dian Vina, salah satu calon jemaah umroh dari Kudus menceritakan bahwa rencananya ia bersama delapan anggota keluarganya ingin menunaikan ibadah umroh melalui biro perjalanan tersebut.
Saat itu ia tergiur dengan promo yang ditawarkan Goldy Mixalmina pada Agustus 2023 lalu dan akhirnya langsung membayar lunas biaya perjalanan umroh satu keluarganya.
“Waktu itu (Agustus 2023) langsung saya bayar lunas semua, totalnya Rp210 juta,” ucapnya, Jumat, 23 Februari 2024.
Dian melanjutkan, sebelumnya ia bersama keluarganya dijadwalkan berangkat umroh pada 18 Februari 2024. Namun sampai hari ini tidak ada kejelasan kapan akan berangkat umroh.
“Jadi saya dan keluarga saya merasa dirugikan oleh pihak biro tersebut,” ucapnya.
Bahkan saat mediasi dengan pihak keluarga Zyuhal, orang-orang terdekat dari pemilik biro itu tidak memberikan solusi apapun. Bahkan menurut Dian, pihak keluarga itu angkat tangan atas permasalahan yang ada.
Sebab itu, dengan tegas, Dian meminta agar uang yang telah dibayarkan untuk umroh dikembalikan.
“Kami mau uang kembali, kami tidak percaya lagi dengan biro tersebut,” ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Syamsiyah. Warga Kabupaten Pati itu mengatakan, ada 19 orang yang meminta penjelasan darinya tentang waktu pemberangkatan umroh.
Meskipun dia tidak ikut membayar biaya umroh ke biro, namun Syamsiyah adalah orang yang dipercaya para tetangganya tentang perjalanan umroh tersebut. Terlebih pada tahun 2022, ia bersama suaminya pernah umroh dengan biro Goldy Mixalmina dan terbukti terpercaya serta bagus.
Sebagai pihak ketiga yang menjembatani antara pihak biro dengan 19 calon jemaah, Syamsiyah sering ditanya kapan waktu pemberangkatan. Intens berkomunikasi dengan Zyuhal, pada tanggal 14 Februari Syamsiyah menemani 19 calon jemaah mengikuti manasik umroh dengan biro tersebut.
Ia dijanjikan berangkat pada 19 Februari 2024, tapi ternyata tidak jadi diberangkatkan hingga saat ini.
“Jadi 19 jemaah ini menuntut uang dari saya, dari mana saya dapatkan uang 400 juta rupiah itu? Saya hanya mengantarkan, mereka juga yang langsung mengirimkan uang ke Lyla (Zyuhal), ada BRI dan Mandiri,” bebernya.
Syamsiyah sangat berharap, Zyuhal segera kembali ke keluarganya dan bertanggungjawab atas masalah yang terjadi saat ini.
“Lyla, tolong kembali, saya tidak lapor polisi, tolong kembalikan uang kami,” harapnya.
Di samping itu, ayah dari Zyuhal, Huda mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa tentang permasalahan anaknya tersebut. Sebagai orang tua, Huda hanya berusaha menghormati orang-orang yang meminta penjelasan tentang permasalahan yang menyangkut anak kandungnya itu.
Ia mengaku, terakhir komunikasi dengan Zyuhal pada hari Rabu, 14 Februari 2024 lalu saat manasik umroh. Setelah itu ia tidak tahu-menahu anaknya dimana sekarang.
Ketika ditanya mengenai solusi apa yang bisa diberikan untuk para calon jemaah umroh yang merasa dirugikan, Huda pun menjawab tidak tahu apa-apa.
“Saya gak tahu apa-apa, saya gak tahu, sungguh enggak tahu,” ucapnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Lingkarjateng.id)