REMBANG, Lingkarjateng.id – Salah satu ruang kelas di SDN 3 Karas Desa Karas, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang roboh pada Sabtu, 17 Februari 2024 sekitar pukul 13.00 WIB.
Ambruknya bangunan itu disinyalir akibat hujan deras disertai angin yang menerpa wilayah setempat. Beruntung saat kejadian tidak ada aktivitas belajar mengajar di dalam ruangan tersebut.
Menanggapi peristiwa tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Rembang melalui Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD) Agung menyatakan sedang menghitung anggaran yang dibutuhkan dan akan mengajukan dana perbaikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-Perubahan (APBD-P).
“Akan segera kami usulkan anggaran perbaikan di saat perubahan. Itu memang bangunan lama dan terakhir direhab, atapnya tidak tersentuh perbaikan dan dimakan rayap,” ucap Agung di Rembang, Senin, 19 Februari 2024.
Menurutnya, selama ia menjabat, SDN 3 Karas belum pernah mengajukan proposal perbaikan bangunan tersebut.
“Selama saya menjabat belum ada proposal yang masuk. Tapi kalau tiap tahun mengajukan di Dapodik memang iya, karena update sarana dan prasarana. Tapi kalau terkait proposal perbaikan selama ini saya belum menerima. Kalau nggak ada proposal ‘kan Dinas nggak tahu,” tegasnya.
Saat ditanya target perbaikan bangunan SDN 3 Karas tersebut, Agung menyatakan bahwa sebenarnya pihaknya ingin secepatnya memberi penanganan.
“Kemarin kami sudah di lapangan. Ini baru dihitung butuh anggaran berapa. Kita terbatas kemampuan, kalau pengennya ya segera ditangani tapi kemampuan keuangan daerah yang terbatas. Tapi yang urgen pasti akan kami prioritaskan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SDN 3 Karas Mita Kurnia Ulfa membenarkan bahwa bangunan yang roboh itu sudah lama rusak dan atapnya melengkung.
“Sudah sejak September 2023 kami kosongkan bangunannya,” ucap Mita saat dihubungi di Rembang.
Saat ditanya kerugian material yang dialami akibat robohnya ruang satu ruang kelas tersebut, Mita menyebut tidak tahu pasti namun diperkirakan mencapai Rp 100 juta.
“Total kerugian kira-kira Rp 100 jutaan. Itu bangunan lokal satu ruang kelas dan memang terpisah dari ruang yang lain,” ujarnya.
Mita mengatakan sejak ia menjabat di SDN 3 Karas setahun yang lalu sudah mengajukan perbaikan ruang kelas yang ambruk tersebut ke Dinas Pendidikan.
“Sebelum ambruk, kita sudah membuat laporan ke Dinas Pendidikan. Setiap tahun ‘kan ada verifikasi bangunan kerusakan, kami sudah mengirim foto dan laporan. Kemudian di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) juga sudah dimasukkan sebagai ruangan dengan kategori rusak berat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mita menyampaikan bahwa anak-anak kelas 6 yang dulu menempati ruangan tersebut sudah cukup lama dipindahkan ke Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
“Kalau harapannya semoga bisa diperbaiki atau diberi bantuan. Soalnya ‘kan itu ruang kelas, jadi anak-anak sementara belajarnya kurang nyaman,” imbuhnya. (Lingkar Network | Vicky Rio – Lingkarjateng.id)