REMBANG, Lingkarjateng.id – Sektor pendidikan menjadi motor penggerak kemajuan daerah. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang terus mendorong peningkatan pelayanan, sistem, dan sarana prasarananya.
Hal itu disampaikan Bupati Rembang Abdul Hafidz saat meresmikan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) yang baru, Senin, 8 Januari 2024.
“Pendidikan dan kesehatan menjadi motor untuk gerakan-gerakan kemajuan yang lain. Kalau pendidikan maju, kesehatan maju, maka yang lain ikut mengalir maju semua. Alhamdulillah 2023, IPM (Indeks Pembangunan Manusia) kita naik dari 71 persen menjadi 71,89 persen,” ucap Hafidz.
Pada tahun 2023, kata dia, Pemkab Rembang dengan alokasi anggaran Rp 47,6 miliar lebih telah melakukan rehabilitasi sejumlah gedung PAUD, TK, SD dan SMP. Kemudian pembangunan gedung baru Kantor Dindikpora senilai Rp 6,6 miliar lebih untuk meningkatkan pelayanan di bidang pendidikan.
“Dari 2021 sampai 2023, alokasi anggaran untuk sarana prasarana pendidikan di atas Rp 50 miliar. Itu untuk SD, SMP baik fisik, non-fisik, terakhir ini Rp 57 miliar,” ujarnya.
Ia mengatakan, perbaikan-perbaikan terus digenjot untuk memberikan kenyamanan kepada anak didik dalam belajar.
“Kita benahi terus. Jangan sampai ada ruang pendidikan, ruang kelas yang tidak layak digunakan anak didik kita,” tegasnya.
Dari segi non-fisik, Bupati Hafidz memiliki kebijakan strategis untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Di antaranya melalui beasiswa perguruan tinggi bagi anak berprestasi dari keluarga tidak mampu dan Gerakan Ayo Sekolah Pol 12 tahun atau Gaspol 12.
“Gaspol 12 dari 2021, program ini dimulai hingga sekarang telah berhasil mengembalikan Anak Tidak Sekolah (ATS) bersekolah sebanyak 447 dari 1.462 anak. Dari tahun 2017 sampai 2023, Pemkab Rembang telah memberikan beasiswa perguruan tinggi kepada 350 mahasiswa dengan total anggaran mencapai Rp 15 miliar lebih,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dindikpora Rembang Sutrisno menambahkan, pihaknya sudah bisa melakukan pelayanan sejak tanggal 2 Januari 2024.
“Selama proses pembangunan kami berkantor di SMA Santa Maria,” kata Sutrisno.
Terkait program Gaspol 12, Sutrisno menuturkan bahwa pada tahun 2024 ini telah menjangkau semua kecamatan. Pihaknya siap bekerja sama dengan kecamatan, jika ada anak putus sekolah akan dibantu.
“ Kami juga bekerja sama dengan sekolah formal maupun non formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Untuk beasiswa masih jalan terus juga. Anggarannya Rp 3,6 miliar lebih tahun ini ya. Sekitar 60 sampai 70 mahasiswa,” tuturnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)