MAGELANG, Lingkar.news – Sebanyak 34 orang dilaporkan terpapar Covid-19 di Jawa Tengah. Sebagian besar di antaranya masih dalam proses perawatan.
“Dari 34 orang yang terpapar baru empat orang yang sudah sembuh, sementara 30 lainnya masih dalam perawatan,” kata Pejabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana di Magelang, Senin, 18 Desember 2023.
Ia menyampaikan hal tersebut usai rapat lintas sektoral dengan jajaran Polda Jateng, Kodam IV/Diponegoro, dan Pemprov Jateng.
“Kami tentunya mengimbau kepada masyarakat bahwa walaupun Covid-19 ini tidak seganas yang dulu, tetapi kami berharap untuk tetap melakukan langkah-langkah menjaga kesehatan,” katanya.
Ia juga mengimbau supaya masyarakat sebisa mungkin menjauhi kerumunan. Kementerian Kesehatan, katanya, juga sudah menyampaikan ketika berada di ruangan yang memang cukup banyak orangnya harus memakai masker.
“Sehingga masyarakat juga merasa nyaman dalam pelaksanaan Natal dan perayaan tahun baru nanti,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Sumarno meminta kepada masyarakat melengkapi vaksin booster. Hal ini seiring dengan kembali munculnya kasus Covid-19.
“Ini hanya untuk mengingatkan teman-teman kembali, untuk siap lagi menghadapi masalah covid ini,” kata Sumarno usai menghadiri Rapat Koordinasi Pelatihan Kepemimpinan Nasional di Kantor BPSDMD Jateng, Rabu, 13 Desember 2023.
Namun, menurutnya tingkat risiko terjangkit Covid-19 saat ini lebih rendah. Sebab, tidak sampai masuk rumah sakit. Mereka yang terjangkit, rata-rata karena belum booster. Maka, pihaknya mengimbau agar yang belum booster, segera booster.
“Catatan dari Kemenkes bahwa kebanyakan yang terkena itu belum booster. Ini mumpung dari pemerintah masih menyelenggarakan gratis, maka masyarakat yang belum booster, kita dorong untuk booster,” ucap Sumarno.
Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota di Jateng untuk melakukan antisipasi dan kesiapsiagaan seiring munculnya kembali virus ini. Langkah tersebut dinilai penting untuk mengingatkan kembali upaya-upaya dalam menangani Covid-19.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Hari Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan. Kebijakan akan diambil, katanya, jika sudah ada hasil assesment yang menyatakan bahwa harus dilakukan pembatasan perjalanan.
“Saran memang prokes untuk masalah masker di libur Nataru diminta lagi, tapi kalau secara kebijakan-kebijakan itu nanti ada kebijakan dari pusat. Karena, tentu saja pusat mengambil kebijakan pembatasan ruang gerak kita memang sudah ada asesmen. Intinya untuk protokol kesehatan saat ini lebih ke pribadi masing-masing untuk menjaga kesehatan,” jelasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)