BLORA, Lingkarjateng.id – Salah satu penyebab kerusakan lingkungan di Kabupaten Blora adalah pemakaian pupuk kimia. Oleh karena itu Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora mendorong masyarakat agar menggunakan pupuk kompos, minimal pemakaian antara pupuk kimia, kompos, dan organik bisa seimbang.
Kabid Kebersihan, Pengelolaan Sampah, Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun DLH Blora, Bayu Himawan, mengatakan bahwa masyarakat perlu memilah sampah dapur agar bisa dimanfaatkan sebagai pupuk oraganik.
“Masyarakat itu perlu untuk mengolah sampah dapur mereka dengan menaruhnya ke TPS 3R terdekat agar dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Petani juga dapat hasil dan mampu menyeimbangkan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik. Pupuk kompos dan organik ini tentu akan lebih baik untuk lingkungan dan lahan pertanian itu sendiri,” jelas Bayu Himawan pada Rabu, 29 November 2023.
Saat ini sejumlah kelompok petani di Blora sudah memanfaatkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle untuk membuat pupuk kompos dan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan menyuburkan tanaman dan lahan.
Hal ini seperti yang dilakukan oleh pengelola TPS 3R Tambahrejo, Slamet. Pupuk tersebut diolah dari limbah sampah dapur atau limbah organik. Limbah sampah dapur itu seperti kulit buah, sisa sayuran, sisa nasi, cangkang telur dan sampah organik lainnya.
“Sampah dapur itu kami olah untuk menjadi pupuk kompos. Setelah itu kami taruh di media tanaman kami seperti cabe, jagung dan padi,” terangnya. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)