KUDUS, Lingkarjateng.id – Sedikitnya 100 orang gotong royong membersihkan sungai atau Kali Gelis di Kelurahan Kajeksan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus pada Rabu, 8 November 2023. Bersih-bersih sungai ini merupakan bagian dari mitigasi bencana jelang musim penghujan.
Kegiatan bersih-bersih Klai Gelis ini diinisiasi oleh Pemerintah Kelurahan Kajeksan dengan kerja sama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Dinas PUPR, BPBD, Koramil, POlsek, relawan, kounitas, dan warga setempat.
“Harapannya tidak ada bencana ya di sini, tapi kalaupun ada ya kita minimalisir dampaknya,” kata Camat Kota, Andreas Wahyu Adi Setiawan.
Kali Gelis kerap banjir saat musim hujan lantaran banyak sampah yang menyumbat aliran sungai hingga membuat air meluap ke permukiman warga.
“Kegiatan resik-resik Kali Gelis ini dilakukan untuk mengantisipasi musim penghujan, ini mitigasi atau pengurangan resiko bencana. Apalagi saat ini kondisinya banyak tanaman dan bambu di area sungai, ditakutkan menghambat aliran sungai nanti,” paparnya.
Sementara itu Pelaksana Harian (Plh) Lurah Kajeksan, Muchlisin, menyampaikan bahwa kegiatan Resik-Resik Kali Gelis ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan khususnya di daerah rawan bencana serta sebagai langkah antisipasi kebencanaan.
Para pihak yang terlibat melakukan upaya pembersihan sampah, kotoran, sedimentasi, gundukan tanah, tumbuhan air dan bambu yang terdapat di daerah aliran sungai.
“Ini kegiatan bersih-bersih Sungai Gelis yang pertama tahun 2023 ini. Kami berterima kasih sekali atas sengkuyung seluruh pihak semuanya,” ungkap Muchlisin.
Dia menjelaskan bahwa kegiatan bersih-bersih Sungai Gelis ini juga sekaligus menjadi edukasi kepada masyarakat, terutama masyarakat di sekitar bantaran sungai, untuk senantiasa menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah di sungai.
“Ini menjadi salah satu upaya dalam merawat dan menjaga sungai yang ada di Kota Kudus. Agar sungai senantiasa terlihat bersih dan sehat, atau cantik sesuai dengan namanya Kali Gelis (Bahasa Sunda). Harapanya kegiatan serupa dapat dilakukan secara kontinu, dengan lebih banyak mengajak komponen masyarakat yang lain,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)