KUDUS, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus telah mengucurkan anggaran sekira Rp 7 miliar untuk pengadaan alat antropometri. Diketahui, alat ini digunakan mengukur dimensi tubuh manusia.
Pemegang Program Gizi pada DKK Kudus Susma Rianti Kurniasih mengatakan, DKK Kudus telah mengadakan sekira 694 alat antropometri tahun ini. Pengadaan tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.
“Alat ini dibagikan ke seluruh posyandu. Jadi tahun ini semua posyandu sudah menggunakan alat ini untuk mengukur bayi,” ujar Susma saat ditemui di Kudus, Selasa, 17 Oktober 2023.
Ia menjelaskan, alat antropometri ini di antaranya digunakan seperti untuk mengukur panjang badan bayi, tinggi badan, berat badan, baby scale, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala bayi.
“Pengukuran ini nantinya digunakan untuk menentukan status gizi balita,” ucapnya.
Susma menerangkan, dengan menggunakan alat antropometri, bayi akan diklasifikasikan ke dalam tiga hal, yakni berdasarkan berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, dan berat badan menurut tinggi badan.
“Standarnya sudah ada di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) untuk kenaikan berat badan normal pada bayi. Jadi bisa dipantau di buku KIA jika berat badan anak belum ada kenaikan,” jelasnya.
Kader posyandu, kata dia, dilatih untuk bisa membaca berat badan atau arah pertumbuhan bayi yang ada di buku KIA. Jika ada bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan, kader posyandu bisa merujuk ke puskesmas.
“Jadi kalau ada indikasi underweight (kekurangan berat badan), balita gizi buruk atau stunting, bisa diberikan intervensi secara maksimal,” tuturnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Lingkarjateng.id )