KUDUS, Lingkarjateng.id — Hingga pertengahan Oktober 2023, dampak musim kemarau masih dirasakan sejumlah desa di Kabupaten Kudus. Setidaknya, delapan desa masih mengalami kekeringan dan sulit air bersih.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Mundir, melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Ahmad Munaji, menyampaikan bahwa desa-desa yang mengalami kekeringan tersebut berasal dari tiga kecamatan.
Diantaranya yakni di Kecamatan Kaliwungu yang masih terdampak kekeringan yaitu Desa Mijen, Papringan, Kedungdowo, Setrokalangan dan Gamong.
Kemudian di Kecamatan Jekulo yakni kekeringan masih melanda di Desa Gondoharum. Serta di Kecamatan Undaan yaitu di Desa Glagahwaru dan Desa Kalirejo.
“Kalau untuk yang di Kecamatan Jekulo dan Undaan sementara tidak butuh bantuan droppinh air bersih. Kalau di Kecamatan Kaliwungu masih perlu dropping bantuan air bersih,” jelasnya.
Mundir menambahkan, di Kecamatan Jekulo dan Undaan pasokan air bersih masih mencukupi. Sehingga untuk sementara tidak perlu tambahan dropping air bersih.
Pihaknya memaparkan, selama musim kemarau ini, BPBD Kabupaten Kudus telah menyalurkan sekira 1.433.400 liter air bersih ke desa-desa yang terdampak kekeringan.
“Sedikitnya ada 1.256 kepala keluarga (KK) dan 3.870 jiwa yang sudah menerima manfaat bantuan air bersih dari BPBD Kabupaten Kudus,” tandasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)