PURWOKERTO, Lingkar.news – Perum Bulog Cabang Banyumas menggelar operasi pasar khusus beras kualitas medium melalui kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk mengendalikan gejolak kenaikan harga komoditas pangan itu di wilayah Banyumas Raya, Jawa Tengah.
“Ini memang merespons posisi harga beras di pasar umum yang mana di dalam pemberitaan sampai hari ini ada peningkatan harga yang cukup tajam,” kata Pimpinan Cabang Perum Bulog Banyumas Rasiwan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pada Senin, 28 Agustus 2023.
Ia mengatakan hal itu kepada wartawan di sela kegiatan SPHP yang diselenggarakan oleh Perum Bulog Cabang Banyumas bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas di Pasar Manis, Purwokerto.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mendapat instruksi dari Kantor Pusat Perum Bulog untuk melakukan stabilisasi harga pangan khususnya beras medium secara masif di seluruh pasar tradisional.
“Hari ini, kami progres ada 9 pasar di Kabupaten Banyumas. Kemudian ada 69 titik pengecer dari 9 pasar tersebut, masing-masing pengecer 2 ton per minggu,” jelasnya.
Ia mengharapkan kegiatan tersebut dapat sebagai ketersediaan, keterjangkauan, dan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap beras medium yang dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram.
Selain dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat, kata dia, kegiatan SPHP juga dapat mengendalikan inflasi di Kabupaten Banyumas. Menurut dia, kegiatan SPHP di pasar-pasar tradisional tersebut akan digelar selama seminggu penuh.
“Mulai hari ini dan akan kita evaluasi dalam satu minggu ke depan untuk pergerakan harga dan ketersediaan. Kami siap untuk stok, kami enggak ada masalah, kami ada 12.500 ton di 8 kompleks pergudangan di Banyumas Raya,” tegasnya.
Terkait dengan hal itu, Rasiwan mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan beras wilayah Banyumas Raya dengan kualitas baik dan harga terjangkau.
Ia mengatakan selain 9 pasar tradisional di Kabupaten Banyumas, kegiatan SPHP juga digelar secara serentak di 16 pasar tradisional yang tersebar di Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara dengan melibatkan 59 pengecer.
Dalam hal ini, kata dia, kegiatan SPHP di Kabupaten Cilacap digelar di tujuh pasar tradisional dengan melibatkan 25 pengecer, Purbalingga di empat pasar tradisional yang melibatkan 24 pengecer, dan Banjarnegara di lima pasar tradisional dengan melibatkan 10 pengecer.
“Total ada 25 pasar tradisional dan 128 pengecer se-Banyumas Raya. Ini akan kita tambah terus secara berkelanjutan ke depan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti mengatakan, kenaikan harga beras kualitas medium di Banyumas sudah terjadi dalam satu pekan terakhir.
Menurut dia, harga beras di Banyumas pada Senin, 21 Agustus 2023 terpantau sebesar Rp11.917/kg dan pada hari Minggu, 27 Agustus 2023 sudah mencapai Rp12.588/kg.
“Itu harga beras IR biasa. Mungkin karena isu El Nino, kemudian memang produksi beras petani juga berkurang, meskipun berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian jika sebenarnya stok cukup,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bersama Bulog Banyumas menggelar kegiatan SPHP untuk mengamankan stok bagi konsumen.
Kendati terjadi gejolak kenaikan harga beras, dia mengaku bersyukur karena harga beberapa komoditas lainnya justru turun, sehingga tidak terlalu memberatkan masyarakat.
“Contohnya, harga cabai merah keriting minggu kemarin itu Rp37.459/kg, kemarin Minggu, 27 Agustus 2023 Rp31.500/kg. Cabai rawit merah juga turun dari Rp37.000/kg menjadi Rp26.250/kg,” jelasnya.
Terkait dengan kegiatan SPHP tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Banyumas Junaidi mengatakan hal itu menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk mengendalikan inflasi.
Menurut dia, stok dan cadangan beras di Banyumas sebenarnya cukup dan inflasi pun masih terkendali.
“Cuma jangan sampai masyarakat mengalami kepanikan, panic buying. Sebenarnya bulan-bulan sekarang itu, harga beras masih stabil, ini kenapa kok sudah ada tren kenaikan. Ini kami monitor sejak minggu kemarin,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, Pemkab Banyumas melakukan aksi melalui kegiatan SPHP untuk mengendalikan harga beras agar tidak sampai terjadi inflasi. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)