SEMARANG, Lingkar.news – Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Sumanto mengingatkan, Penjabat (Pj) Gubernur pengganti Ganjar Pranowo memiliki empat tugas yang menjadi prioritas untuk dituntaskan, yakni infrastruktur, pendidikan, kemiskinan dan stunting atau tengkes.
“Infrastruktur penting untuk didahulukan karena berkaitan dengan anggaran juga. Kalau anggaran tercukupi kita bangun semuanya, ini harus diprioritaskan,” kata Sumanto di Semarang.
Selain infrastruktur, dia juga menyoroti permasalahan pendidikan. Persoalan pendidikan yang kerap menjadi keluhan masyarakat adalah penerapan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) karena masih ada kecamatan yang tidak ada SMA maupun SMK Negeri maupun swasta di wilayah tersebut. Hingga saat ini, masih ada 17 titik kosong (blank spot) terkait ketersediaan SMA/SMK Negeri maupun swasta di seluruh Jawa Tengah.
“DPRD Jateng mendorong pembangunan SMA maupun SMK pada titik-titik ‘blank spot’ ini untuk mengakomodir siswa lulusan SMP di daerah tersebut,” ujar dia.
Sumanto menambahkan, tugas atau pekerjaan rumah lain yang perlu diselesaikan Pj Gubernur Jateng adalah masalah kemiskinan dan stunting. Politisi asal Kabupaten Karanganyar tersebut mengatakan, pengentasan kemiskinan menjadi salah satu ajaran Bung Karno.
Menurut dia, angka kemiskinan di Jawa Tengah (Jateng) saat ini masih cukup tinggi, yakni sekitar 10 persen meskipun dibandingkan tahun sebelumnya sudah ada penurunan. Sementara persoalan stunting terkait dengan kesehatan ibu dan anak serta kesiapan Indonesia menghadapi bonus demografi. Terlebih ada target angka stunting nol persen pada 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, jumlah penduduk miskin Jateng menurun meski belum signifikan. Pada Maret 2023, tercatat 3,79 juta penduduk miskin (10,77 persen). Sedangkan pada September 2022, jumlahnya mencapai 3,86 juta orang (10,98 persen). Jumlah penduduk miskin di Jateng menurun sebanyak 66,7 ribu orang pada periode Maret 2023 dibanding September 2022. Menurut BPS, tingkat kemiskinan di perkotaan Jateng sekitar 9,78 persen dan tingkat kemiskinan di pedesaan sekitar 11,8 persen.
Sementara itu, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Jawa Tengah masih di angka 20,8 persen. Angka tersebut tidak jauh dari rata-rata nasional 2022 sebesar 21,6 persen.
Sumanto juga berharap, Pj Gubernur Jateng bisa bekerjasama dengan DPRD dan 35 bupati/wali kota di Jawa Tengah sebab Gubernur merupakan wakil pemerintah pusat yang ada di daerah.
“Kami berharap bisa koordinasi untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan stunting. Meski kemarin karena ada covid-19 yang membuat beberapa hal tak sesuai target, namun akhir-akhir ini ‘track’-nya sudah bagus,” harapnya.
Ada penurunan angka kemiskinan di Wonogiri dan Karanganyar.
“Nanti perlu kita genjot lagi supaya mendekati angka kesempurnaan,” tandasnya. (Lingkar Network | Anta – Koran Lingkar)