BLORA, Lingkarjateng.id – Rencana penyelesaian pembangunan Ketuwan Park Desa Ketuwan, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora tampak tidak serius dilaksanakan. Hingga pertengahan Agustus 2023, belum ada titik terang kelanjutan pembangunan objek wisata yang digadang bakal memiliki water boom.
Pantauan di lapangan, pendirian joglo hanya terpasang empat pilar sejak Juni 2023 lalu. Di lokasi juga tidak ada satu pun pekerja yang ada disana. Bahkan, Ketuwan Park saat ini dijadikan tempat menggembala kambing oleh warga sekitar.
Berdasarkan rencana awal, Ketuwan Park seharusnya di-launching setelah lebaran 2023. Akan tetapi, Pembangunan yang sudah berjalan 70 persen itu dihentikan bahkan sebelum lebaran karena pihak pelaksana belum mendapatkankan pembayaran dari pihak Kades Ketuwan.
Meski Inspektorat Kabupaten Blora beserta Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) sempat ikut turun tangan, akan tetapi proyek masih belum dilanjutkan.
Dugaan Korupsi Proyek Ketuwan Park Blora, Perangkat Desa Dipanggil Polisi
Jasmin selaku pelaksana proyek, saat dikonfirmasi mengaku belum mendapatkan pencairan dana yang mestinya sudah ia terima.
“Iya, saya belum menerima sampai sekarang dananya,” ujarnya, pada Senin, 14 Agustus 2023.
Dirinya mempertanyakan keseriusan Kades Ketuwan dalam menyelesaikan masalah itu. Pasalnya Kades Ketuwan juga sempat menjanjikan pembayaran uang proyek dan disampaikan ke media. Namun hingga kini Jasmin belum mendapatkannya.
“Tidak tahu mau dilanjutkan apa tidak, lha wong saya belum dibayar,” sambungnya.
Sedangkan terkait pembangunan joglo di Ketuwan Park, Jasmin menyebut ada kabar bahwa joglo tersebut akan dibongkar.
“Nanti lagi ya, ini saya masih takziah,” ucapnya.
Dinas PMD Desak Kades Klarifikasi Anggaran Wisata Ketuwan Park Blora
Sementara itu Kades Ketuwan, Muhtar, saat dikonfirmasi terkait pembayaran proyek dan upaya penagihan oleh pelaksana proyek masih belum memberikan respons.
Sebelumnya, Muhtar mengaku pembangunan Ketuwan Park belum sempat dibayarkan kepada pihak pelaksana sehingga mengakibatkan pembangunan berhenti. Pihaknya juga mengaku uang tersebut dialihkan untuk pembelian joglo.
Kendati begitu, Muhtar mengaku siap mengganti dana yang terpakai tersebut menggunakan hasil panen padi miliknya.
“Nunggu panen, hasilnya untuk bayar pelaksana pak Jasmin,” ujarnya pada Selasa, 6 Juni 2023.
Pengerjaan Ketuwan Park Blora Mandek, Pelaksana Proyek Ngaku Tak Dibayar
Dia menyebut anggaran yang dialihkan untuk membeli joglo itu berasal dari pencairan bantuan kabupaten (Bankab) senilai Rp 270 juta. Ia juga beralasan pembelian joglo itu karena mendapatkan tawaran yang lebih murah. Menurutnya, joglo itu renacananya didirikan di lokasi water boom.
Ia juga beralasan pembelian joglo itu karena mendapatkan tawaran yang lebih murah. pembayaran joglo itu belum lunas. Dari harga Rp 270 juta itu masih kurang Rp 70 juta yang dibayar di anggaran tahun 2024.
“Pembayaran Joglo akan dilakukan selama dua kali, yang Rp 200 juta tahun ini, sisanya Rp 70 juta pada anggaran 2024. Dan saat ini uang yang sudah saya bayarkan sebesar Rp 177 juta kepada pemilik Joglo. Masih ada kekurangan untuk menggenapi Rp 200 juta. Nanti bisa wawancara sama pemiliknya,” paparnya.
Pembelian joglo sendiri dari pencairan Bantuan Kabupaten (Bankab) senilai Rp 270 juta. Joglo sendiri akan didirikan di lokasi Waterboom Ketuwan Park. “Pembayaran Joglo akan dilakukan selama 2 kali. Yang Rp 200 juta tahun ini, sisanya Rp 70 juta pada anggaran 2024. Dan saat ini uang yang sudah saya bayarkan sebesar Rp 177 juta kepada pemilik Joglo. Masih ada kekurangan untuk menggenapi Rp 200 juta. Nanti bisa wawancara sama pemiliknya,” paparnya. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)