BLORA, Lingkarjateng.id – Kepala Desa Ketuwan, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Muhtar, akhirnya buka suara soal proyek objek pengerjaan wisata Ketuwan Park yang mandek. Dirinya juga mengakui jika uang proyek belum sempat dibayarkan ke pelaksana pekerjaan.
Muhtar mengatakan, sebagai konsekuensi dia siap mengganti dana yang belum dibayarkan untuk proyek tersebut menggunakan hasil panen padi miliknya.
“Tinggal panen, hasilnya untuk bayar pelaksana Pak Jasmin,” terang Muhtar pada Selasa, 6 Juni 2023.
Dia menyebut alasan belum dibayarkan uang proyek kepada pihak kontraktor lantaran anggarannya dialihkan untuk membeli joglo yang akan ditempatkan sebagai salah satu spot di Ketuwan Park
“Ada penawaran Joglo yang murah. Joglo yang pasaran bisa mencapai Rp 350 juta – Rp 400 juta bisa ditawar sampai Rp 270 juta. Ini kepentingannya juga untuk Ketuwan Park juga,” kilahnya.
Pengerjaan Ketuwan Park Blora Mandek, Pelaksana Proyek Ngaku Tak Dibayar
Pembelian joglo itu dari pencairan Bantuan Kabupaten (Bankab) senilai Rp 270 juta. Joglo sendiri akan didirikan di lokasi Waterboom Ketuwan Park.
“Pembayaran Joglo akan dilakukan selama dua kali, yang Rp 200 juta tahun ini, sisanya Rp 70 juta pada anggaran 2024. Dan saat ini uang yang sudah saya bayarkan sebesar Rp 177 juta kepada pemilik Joglo. Masih ada kekurangan untuk menggenapi Rp 200 juta. Nanti bisa wawancara sama pemiliknya,” paparnya.
Dirinya menambahkan, jika beredar kabar pembelian Joglo hanya akal-akalan saja pihaknya mempersilakan untuk wawancara dengan pemiliknya. Menurut Muhtar saat ini memang dirinya sedang menjadi sasaran isu tidak sedap sebab abatan kades yang ia emban, merupakan jabatan politik.
“Ada yang berusaha menjatuhkan saya, termasuk ada yang tidak suka saya untuk membuat Ketuwan Park ini. Ini sandungan yang saya anggap ujian, untuk bisa membawa Ketuwan lebih baik lagi,” terangnya.
Disinggung terkait kelanjutan pengerjaan proyek Ketuwan Park, Muhtar menyebut jika pekerjaan akan dimulai kembali pada minggu depan.
“Minggu depan akan kita lanjutkan. Pak Jasmin nanti akan bekerja lagi. Kita segera siapkan dananya. Bukan tidak dibayarkan ya,” ungkapnya.
Sementara itu, pelaksana proyek Jasmin saat dihubungi menegaskan dirinya tidak ingin mendapatkan janji-janji belaka terkait pembayaran pengerjaan proyek.
“Saya butuh kepastian kapan saya dibayar. Kalau sudah, kerja lagi nggih monggo (silakan, red),” ucapnya.
Dirinya mengaku sempat diundang Kades Ketuwan beberapa kali untuk bertemu. Namun ia masih enggan jika tidak ada kepastian.
“Saya inginnya ada uang, kita kerja,” pungkasnya.
Bakal Jadi Wisata Baru, Ketuwan Park Blora Dilaunching usai Lebaran
Diberitakan sebelumnya, objek wisata Ketuwan Park di Desa Ketuwan, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, direncanakan akan di-launching usai lebaran tahun ini namun gagal terlaksana.
Bahkan pihak pelaksana memaksa berhenti melanjutkan pengerjaan proyek tersebut lantaran uang proyek tak kunjung dibayarkan sedangkan uang yang sudah dikeluarkan mencapai sekira Rp 370 juta. Padahal bankab diketahui sudah cair senilai Rp 165 juta.
“Bankab senilai 165 juta sudah cair, tapi masih belum dibayarkan kepada saya. Sehingga saya terpaksa hentikan pekerjaan,” katanya, pada Minggu, 4 Juni 2023.
Alasan jasmin menghentikan pekerjaan itu dikarenakan ia tidak mau kalah lebih lama sedangkan pihaknya sudah banyak mengeluarkan dana untuk proyek.
“Uang kan harus muter, kalau lama gak dibayar, kan nanti bisa semakin jeru,” sambungnya.
Pekerjaan objek wisata Ketuwan Park dihentikan tepatnya sebelum lebaran dan sudah mencapai progres 70 persen.
“Tinggal 30 persen lagi rampung, tapi karena saya tidak dibayar setelah Bankab cair, ya saya berhenti,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Ketuwan, Wafiyudin, saat dikonfirmasi terkait hal ini, hanya menjawab singkat. “Untuk soal ini, saya no comment,” ujarnya. (Lingkar Network |Hanafi – Lingkarjateng.id)