REMBANG, Lingkarjateng.id – Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Wuwur, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang cukup tinggi. Setidaknya pada bulan Mei 2023 ini sudah ada tujuh kasus DBD.
Merespons hal tersebut Puskesmas dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) Pancur segera bergerak melakukan penyisiran sarang nyamuk guna mencegah kembang biak nyamuk penyebab DBD.
Kepala Puskesmas Pancur, Samsul Anwar, mengungkapkan pada bulan Mei ini ada 10 kasus DBD di wilayah kerjanya. Dari jumlah tersebut, tujuh diantaranya berasal dari Desa Wuwur.
Kemudian dari penyisiran ke rumah-rumah warga yang dilakukan tim gabungan, ada sejumlah rumah warga yang ditemukan sarang nyamuk. Dari temuan tersebut, tim kemudian menguras dan membersihkan bak mandi dan tempat penampungan air.
Samsul menyebutkan tiga kasus lainnya berasal dari Desa Kalitengah, Tuyuhan dan Pandan. Upaya edukasi sosialisasi kepada warga pun dilakukan.
“Kami bersama Forkopimka langsung bergerak cepat turun ke lokasi dan melakukan perburuan jentik nyamuk. Setelah dikuras, air kami kasih bubuk abate. Jika tidak begitu, kasus DBD di Wuwur bisa terus bertambah,” ujarnya.
Meski cukup banyak kasus DBD, ia menyebut angka kematian masih nol. Hal itu tidak terlepas dari gerak cepat semua pihak melakukan penanggulangan ketika ditemukan kasus DBD.
“Usai penyisiran yang ditindaklanjuti dengan pengurasan bak mandi, pengasapan kami lakukan agar jentik nyamuk yang masih hidup bisa mati. Kami selalu gerak cepat jika ada kasus DBD, tim Forkopimka langsung melakukan perburuan jentik nyamuk,” ungkapnya.
Sementera itu, Camat Pancur Sukisno meminta masyarakat bisa menerapkan gerakan 3M plus yaitu menguras bak mandi, menutup penampungan air, dan mengubur barang bekas. Tak hanya itu, warga dihimbau dapat secara rutin membersihkan lingkungan.
“Kami mendukung pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M plus,” tandasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)