REMBANG, Lingkarjateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menindaklanjuti langsung aduan mengenai dugaan pungutan liar yang terjadi pada SMK Negeri 1 Sale Kabupaten Rembang.
Aduan pungli tersebut diterima Ganjar ketika memberikan motivasi pada seminar nasional yang dihadiri pelajar dan mahasiswa calon penerima beasiswa pendidikan di Pendapa Kabupaten Rembang, Senin.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Senin, 10 Juli 2023 melakukan kunjungan kerja ke Pendopo Kabupaten Rembang. Dalam kesempatan itu, ia memanggil sejumlah peserta seminar naik ke panggung yang terdiri dari lima pelajar untuk diajak berdialog.
Ganjar pun mengambil tindakan tegas dengan membebastugaskan Kepala SMK Negeri 1 Sale Widodo dari jabatannya karena terbukti melakukan pungutan liar (pungli) kepada para pelajar.“Dia (Widodo) kami bebastugaskan, kemudian kami melakukan pengecekan dan minta uang tarikan pungli untuk dikembalikan,” kata Ganjar di sela-sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa malam, 11 Juli 2023.Menurut Ganjar, praktik pungli di sekolah berkedok infak di SMKN 1 Sale, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu menjadi pengingat agar kepala sekolah dan guru di mana pun tidak melakukan hal serupa.Ganjar berulang kali menegaskan agar pihak sekolah tidak menarik iuran dalam bentuk apa pun kepada siswa atau wali siswa. Dia mengingatkan sudah ada aturan tegas yang mengatur tentang larangan pungli tersebut.“Jadi, kami titip kepada kawan-kawan guru, kawan-kawan kepala sekolah, agar berhati-hati betul pada soal tarikan-tarikan kepada siswa agar tidak memberatkan,” tambahnya.Dia mengatakan masih banyak cara kreatif yang dapat dilakukan sekolah tanpa harus meminta iuran kepada siswa, misalnya dengan mengundang alumnus untuk ikut berperan membangun sekolah.“Ada beberapa sekolah cukup kreatif. Dia membangun dengan mengundang alumni, itu kan boleh; tapi bukan (menarik pungutan ke) siswa, kasihan siswanya,” kata Ganjar.Dia tidak menduga jika temuan itu mencuat dan menjadi perhatian banyak orang. Bahkan, video tentang dialog dengan siswa di Pendapa Kabupaten Rembang, yang diunggah pada akun media sosialnya, diakses cukup banyak orang.“Saya juga tidak menduga obrolan itu ternyata diperhatikan oleh banyak orang. Dua juta lebih tadi mengakses Instagram saya karena soal itu dan dia menceritakan kejadiannya di mana-mana,” ucapnya.Dia menyebut tindakan tegas terhadap kepala SMKN 1 Sale itu merupakan langkah antisipatif agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah lain.Ganjar juga mengakui peran masyarakat sangat membantu, sehingga jika ada yang menemukan atau mengetahui hal serupa, maka diminta segera melaporkannya.“Makanya kami ambil tindakan tegas. Jadi, kami langsung (tunjuk) plh (pelaksana harian). Kami langsung tarik dulu, kami pindah dulu. Kemudian, ini agar menjadi perhatian bagi semuanya untuk tidak main-main. Hal-hal aduan selalu datang, maka model-model semacam ini, ya, kami butuh bantuan masyarakat. Laporgub sudah cukup bagi saya untuk bisa melaporkan,” jelasnya.Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Uswatun Hasanah mengatakan pihaknya melakukan pengecekan dan penyelidikan langsung setelah kasus dugaan pungli di SMKN 1 Sale itu mencuat.Pemeriksaan terhadap Kepala SMKN 1 Sale itu dilakukan dan yang bersangkutan mengakui adanya pungutan infak untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite sekolah. Pungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022.Dari total 534 siswa, tercatat 460 siswa di antaranya sudah membayar, 44 siswa lain tidak membayar karena tergolong tidak mampu, dan 30 siswa sisanya tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun ke empat sekolah.“Sampai saat ini, dana yang terkumpul Rp130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala. Pembangunan musala saat ini sudah mencapai 40 persen,” ujar Uswatun.Terkait dengan siswa yang melaporkan dugaan pungli tersebut saat ditanya Ganjar, Uswatun mengatakan siswa tersebut sudah mendapat pendampingan khusus agar tidak terjadi perundungan dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik tanpa intervensi dari pihak mana pun.Widodo, yang diduga melakukan pungli, saat ini telah ditarik ke cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah III Jateng. Sebagai ganti untuk melaksanakan tugas kepala SMKN 1 Sale tersebut, Disdikbud Jateng juga telah menunjuk Plh.
Terkait hal itu, Kepala SMK Negeri 1 Sale, Widodo saat dikonfirmasi awak media mengungkapkan bahwa infaq tersebut digunakan untuk membangun mushola. Pasalnya di sekolah yang dipimpinnya belum ada tempat ibadah.
“Kita kan punya siswa 550-an, belum punya mushola sama sekali. Kalau untuk praktek sholat itu kesulitan,” tuturnya.
Atas kondisi itu, dikatakan Widodo, komite sekolah kemudian berinisiatif untuk mengadakan infaq. Usulan itu pun menurutnya sudah disepakati oleh wali murid, sedangkan bagi siswa dari keluarga tidak mampu tidak ditarik infaq.
Widodo menampik bahwa penarikan infaq itu bukan uang gedung. Infaq untuk pembangunan mushola dimulai sejak tahun 2022 lalu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa infaq sifatnya tidak wajib. Tidak ada penentuan nominal bagi siswa untuk membayar infaq. Sehingga pihak sekolah juga mengajukan bantuan ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Rembang dan mendapat Rp 50 juta.
“Infaq itu pun yang mengelola sepenuhnya komite. Sekolah nggak ikut cawe-cawe, ” tegasnya. (Lingkar Network | Anta/R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)