REMBANG, Lingkarjateng.id – Rencana penataan sejumlah pasar di Kabupaten Rembang yang diwacanakan mulai digarap tahun ini dipastikan gagal. Hal tersebut dikarenakan adanya rasionalisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan.
Diketahui pada 2023 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang berencana melakukan pembangunan di sejumlah pasar tradisional. Salah satunya pasar Gandrirojo di Desa Gandrirojo Kecamatan Sedan.
Pembangunan pasar Gandrirojo sendiri sudah masuk dalam tahap perencanaan tahun ini. Dokumen perencanaan pembangunan pasar dengan luas kurang lebih 5.000 meter persegi itu telah selesai pada akhir Maret lalu. Bahkan Detail Engineering Design (DED) untuk rencana jangka panjang juga telah dibuat. Namun proyek pembangunan tersebut dimungkinkan gagal terealisasi tahun ini.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Dindagkop UKM) Mahfudz saat dikonfirmasi Jumat, 13 Oktober 2023 mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menganggarkan proyek tersebut pada APBD Induk 2023.
Tetapi, kata Mahfudz, dalam perjalanannya keuangan daerah mengalami defisit. Sehingga pada APBD perubahan, dana yang direncanakan untuk pembangunan pasar Gandrirojo harus ikut dirasionalisasi.
“Kemarin sudah kami anggarkan di induk Rp 1 miliar. Karena posisi APBD kami defisit cukup banyak, sehingga semua kegiatan pembangunan pasar kami tunda dulu,” terangnya.
Pihaknya mengakui jika rancangan anggaran untuk pembangunan sudah tersusun. Namun melihat kondisi keuangan daerah, pihaknya terpaksa menunda pembangunannya di tahun 2024.
“Mulai RAB kemarin sudah kami susun, tetapi karena kondisi keuangan daerah berkurang sehingga harus kami tunda dulu,” ucapnya.
Selain pasar Gandrirojo, pasar lainnya juga ikut terdampak. Seperti di pasar Pentungan dan pasar-pasar tradisional lainnya yang perlu penambahan sarana dan prasarana.
“Ada sekitar tujuh (pasar yang rencana ditata), tapi sementara kami tunda dulu yang fisik,” tandasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)