REMBANG, Lingkarjateng.id – Meski musim penghujan di Kabupaten Rembang tidak sesuai prediksi, namun petani padi tetap mengalami surplus beras untuk 10 bulan ke depan.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menyebut, luas tanaman padi selama tahun 2023 mencapai 37.861 hektare. Dari luasan tersebut, sawah di Rembang mampu menghasilkan gabah kering panen (GKP) sebanyak 215 ribu ton.
Berdasarkan perhitungan, per hektare memperoleh hasil rata-rata 5,7 ton. Jika dikonversi dalam bentuk beras setara dengan 108.110 ton, padahal kebutuhan beras masyarakat Kabupaten Rembang setiap tahun 56.435 ton.
“Sehingga dari hasil produksi tahun ini masih surplus untuk 10 bulan. Ini cukup menggembirakan bagi petani dan masyarakat,” terangnya pada Jumat, 29 Desember 2023.
Sementara itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz mengaku pemerintah memiliki harapan besar terhadap sektor pertanian. Luasan lahan pertanian di Rembang menurutnya masih terbilang banyak.
“Di Kabupaten Rembang ini ada lahan sawah 37 ribu hektare, belum lagi lahan persil Perhutani yang jumlahnya sangat banyak. Saya kira hasil pertanian cukup menggembirakan. Rembang berarti ora ono kekurangan pangan,” tuturnya.
Saat ini, imbuh Hafidz, petani dihadapkan pada cuaca yang semakin tidak menentu. “Dulu tiga bulan waktunya menanam padi, empat bulan musim tanam, sisanya musim panas. Sekarang tidak bisa,” ungkap Bupati.
Perubahan cuaca semacam itu, lanjutnya, salah satu pemicunya tidak lepas dari ulah tangan manusia sendiri. Penyebabnya dari sampah plastik, penebangan liar dan pembakaran hutan, pencemaran, limbah rumah tangga hingga gas industri yang menyebabkan pemanasan global. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)