REMBANG, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang pada Selasa, 21 Mei 2024 menggelar diskusi dengan tema Penyusunan Kajian Resiko Bencana Kabupaten Rembang di ruang rapat Sekertaris Daerah Rembang.
Diskusi yang dipimpin Sekda Rembang itu turut dihadiri Kepala OPD terkait, Kapolres, Danramil dan para Camat se-Kabupaten Rembang.
Dalam kesempatan itu, beberapa peserta menyinggung adanya tanah gerak yang dinilai sangat berpotensi bencana. Seperti yang terjadi di Desa Landoh Kecamatan Sulang beberapa bulan lalu, terjadi tanah gerak hingga keluarga terdampak diharuskan relokasi ke timpat tinggal baru.
Sekda Rembang Fahrudin mengungkapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melaksanakan pembahasan terkait naskah akademik dan konsep yang akurat untuk mengatasi bencana baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Hal itu, nantinya juga akan dijadikan dasar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Ya tadi BPBD menggelar semacam diskusi dan pelaksanaan naskah akademik, dan konsep untuk mengatasi bencana, yang tujuanya nantinya dapat mengambil tindakan yang tepat untuk masyarakat, agar tak perlu takut jika ada bencana,” katanya.
Dengan menggandeng Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jogja, BPBD yakin nantinya risiko bencana teratasi sebagaimana mestinya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati tak menampik saat ini banyak potensi kerawanan bencan di Kabupaten Rembang.
Oleh sebab itu, BPBD Rembang mengganteng Tim Ahli Penyusunan Kajian Resiko Bencana (KRB) untuk mendiskudikan dan menentukan pengambilan tindakan yang tepat agar dapat menjadi pedoman nantinya.
“Dengan menggandeng tim ahli KRB dari UPN Jogja, kami berharap adanya masukan dari peserta diskusi dan UPN Jogja untuk menyempurnakan di dalam pengambilan kebijakan perencanaan penanggulangan bencana, dan bisa menjadi pedoman terhadap semuanya,” bebernya. (Lingkar Network | Vicky Rio – Lingkarjateng.id)