REMBANG, Lingkarjateng.id – Puluhan anggota atau nasabah koperasi BMT Harum pada Rabu, 6 Maret 2024 menggeruduk Gedung DPRD Kabupaten Rembang. Para nasabah mengeluhkan sulitnya mencairkan uang simpanan di Koperasi BMT Harum sehingga mereka mendesak DPRD Rembang turun tangan membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Dari pantauan wartawan Koran Lingkar di lokasi, audiensi sempat berlangsung tegang karena BMT Harum hanya diwakili kuasa hukum sehingga memicu amarah para nasabah.
Puluhan nasabah yang menamakan diri “Aliansi Anggota Penabung Koperasi BMT Harum” sambat karena sejak tahun 2023 kesulitan mencairkan uang simpanan tabungan maupun deposito. Padahal uang tersebut akan digunakan untuk beragam keperluan, mulai dari biaya pernikahan, pendidikan, berobat hingga biaya ibadah umroh.
Bahkan sejumlah anggota koperasi sampai jatuh sakit dan meninggal dunia karena beban berat memikirkan uang simpanan yang macet. Pihak pengelola koperasi juga sulit ditemui sehingga anggota koperasi meminta bantuan DPRD.
Ketua Aliansi Anggota Penabung BMT Harum Johanes Suparmin mengatakan, setidaknya ada 5 ribuan orang yang menyimpang uang di BMT Harum dengan nilai sekitar Rp 40 miliar.
“Suasana audiensi sempat berlangsung memanas karena pihak BMT Harum hanya diwakili oleh kuasa hukum. Anggota meminta pengelola BMT Harus Agus Sutrisno yang juga anggota DPRD dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) datang langsung. Namun kuasa hukum menyampaikan Agus Sutrisno sedang menjalani pemeriksaan di Polres Rembang sehingga belum bisa hadir, menyusul kasus ini sudah dilaporkan ke polisi,” ucapnya.
Sementara itu, Kuasa Hukum BMT Harum meminta para nasabah bersabar karena untuk mengembalikan uang butuh proses waktu, termasuk dalam penjualan aset sehingga tidak bisa cepat.
Dalam audiensi tersebut tidak membuahkan hasil. Pimpinan DPRD Rembang berjanji akan mengagendakan audiensi susulan. Anggota koperasi akhirnya mau membubarkan diri dengan penjagaan ketat aparat Kepolisian.
Diketahui, koperasi BMT Harum yang berkantor pusat di Jalan Pemuda Rembang saat ini kondisinya tutup. Manajemen koperasi sempat mengangsur uang anggota secara bertahap namun belakangan terhenti.
BMT Harum mulai oleng setelah anggota beramai-ramai mencairkan uang simpanan. Hal itu imbas dari adanya BMT lain yang gulung tikar sehingga anggota koperasi merasa khawatir terhadap nasib keamanan uangnya. (Lingkar Network | Vicky Rio – Lingkarjateng.id)