REMBANG, Lingkarjateng.id – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Semarang menggandeng Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Rembang untuk mendorong pelaku UMKM terasi agar tidak menggunakan zat berbahaya. Melalui program Nggugah UMKM Resik saking Bahan Berbahaya (Gumregah), mereka bertekad menghilangkan bahan berbahaya seperti rhodamin B dalam produksi terasi.
Ketua Tim Komunikasi, Informasi, dan Edukasi dari BBPOM di Semarang, Novi Eko Rini, mengatakan bahwa kerja sama antara BBPOM dan tim penggerak PKK Kabupaten Rembag dinilai sangat strategis untuk mewujudkan sistem pengawasan keamanan pangan.
Menurutnya, pengawasan keamanan pangan adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa. Sebab, selain menyangkut aspek kesehatan, keamanan pangan juga berdampak pada aspek ekonomi dan sosial.
“Ini adalah tantangan pengawasan yang harus kian kompleks dengan cakupan pengawasan yang Iuas, salah satunya agar dapat teratasi harus menjalin kerja sama baik antara BBPOM dan TP PKK,” ucapnya.
Novi menjelaskan bahwa TP PKK yang mempunyai jangkauan sampai ke seluruh pelosok desa menjadi mitra strategis bagi BBPOM. Hal itu, kata dia, akan sangat membantu pengawasan makanan yang mengandung bahan berbahaya yang dikhawatirkan akan beredar hingga daerah terpencil.
Dengan banyaknya jumlah PKK yang tersebar di setiap desa/kelurahan, diharapkan dapat membantu meningkatkan efektivitas pengawasan makanan di lapangan melalui kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terhadap masyarakat.
Sementara itu, dr. Ali Syofii, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang, mengapresiasi program yang diinisiasi BBPOM di Semarang yakni Nggugah UMKM Resik saking Bahan Berbahaya atau GUMREGAH Plus. Melalui program tersebut, pihaknya berharap para produsen hingga konsumen nantinya dapat menghindari bahan berbahaya pada makanan yang dapat memicu penyakit dalam tubuh.
“Semoga para audien yang datang mudah memahami, dan langsung mengedukasi apabila mendapati adanya makanan yang mengandung bahan berbahaya. Karena kasihan nanti yang mengkonsumsi, dampaknya ada pada kesehatan yang mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan berbahaya,” ucapnya.
dr. Ali Syofii menegaskan bahwa pihaknya akan terus ikut mengawasi dan memonitoring para produsen, terlebih yang menggunakan bahan berbahaya. Selain itu, kata dia, pihaknya akan menindak tegas produsen yang terbukti menggunakan zat berbahaya pada produknya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)