PATI, Lingkarjateng.id – Di tengah aksi demo, massa yang tergabung dalam Ormas Masyarakat Penjaga Nusantara (Mantra) mendapat kejutan dari donatur berupa nasi bungkus dan air minum.
Sidiq yang merupakan guru honorer di salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Pati mengaku salut dengan aksi yang dilakukan ormas Mantra yang menginginkan keadilan bagi tenaga harian lepas (THL) dalam rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
“Saya merasa salut dengan apa yang dilakukan oleh ratusan pendemo ini. Bahkan sampai malam pun mereka masih mau berjuang demi keadilan. Bahkan berjalan kaki cukup jauh demi tegaknya keadilan,” ujar Sidiq saat menyambangi massa demi di depan Gedung Dewan Pati pada Senin, 9 Oktober 2023 malam.
Dirinya berharap, apa yang menjadi perjuangan para demonstran berhasil dan THL di Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pati dapat diikutsertakan dalam seleksi PPPK tahun depan.
Sidiq yang juga merupakan guru honores mengaku salut dan merasa senasib sepenanggungan dengan para THL yang dianaktirikan pemerintah.
Meskipun dirinya sebagai tenaga pendidik yang memiliki kesempatan untuk mengikuti ujian PPPK. Kenyataannya dirinya tidak diperkenankan oleh kepala sekolah untuk mengikuti lantaran kekhawatiran pihak sekolah jikalau kehilangan salah satu guru.
Ia juga tak memungkiri kebutuhan sekolah swasta akan guru sebagai tenaga pendidik bagi anak-anak sekolah yang ada di sana. Sehingga dirinya legawa untuk tidak mengikuti ujian PPPK tahun ini.
“Kesepakatan kepala sekolah SMK swasta yang melarang (kami THL ikut PPPK). Disitu kami tidak menyalahkan kepala sekolah, tetapi harusnya pemerintah tahu bahwa kebijakan mereka memakan korban. Artinya banyak guru yang terancam, mau daftar mereka takut karena mereka masih butuh menafkahi keluarga,” imbuhnya.
Sidiq, mewakili para tenaga honorer yang lain sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah. Jangan sampai ada kesenjangan sosial yang berdampak pada kecemburuan tenaga honorer.
“Kami cuma butuh kepedulian pemerintah. Kita katanya pahlawan tanpa tanda jasa, walaupun memang tidak ada jasa,” tandasnya.
Di siang hari, donatur lain yang enggan disebutkan Namanya juga memberikan dukungan berupa makanan dan minuman.
“Saya merasa salut dengan apa yang dilakukan oleh ratusan pendemo ini. Di tengah cuaca yang panas seperti ini, mereka masih mau berjuang demi keadilan. Bahkan berjalan kaki cukup jauh demi tegaknya keadilan,” ujar salah seorang donatur.
Dirinya berharap, apa yang menjadi perjuangan para demonstran berhasil dan THL dapat diikutsertakan dalam seleksi PPPK tahun depan.
Sementara itu Supar, salah satu peserta demo mengucapkan banyak terima kasih kepada donatur yang telah memberikan makanan dan minuman bagi dirinya dan teman-temannya. Ia berharap, ada orang-orang baik yang peduli dengan perjuangan Ormas Mantra.
Meskipun dirinya tidak termasuk dalam THL OPD yang merasa tertindas, mengikuti aksi semacam ini menurutnya adalah panggilan hati demi tegaknya keadilan di Bumi Mina Tani.
“Intinya terima kasih telah diberikan makanan dalam aksi kami Ormas Mantra. Semoga berkah dan aksi kami pada hari ini ada hasilnya,” tutup Supar.
Sebagai informasi, massa Ormas Mantra melakukan longmarch demo dari Alun-Alun Pati menuju kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Pati. Aksi ini dilaksanakan sebagai bentuk protes kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati yang tidak membuka formasi penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk Tenaga Harian Lepas (THL) teknis di lingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)