Menguji Keampuhan Rekom Prabowo di Pilkada Pati

PATI, Lingkarjateng.id – Terhitung sudah 15 hari sejak Bakal Calon Bupati (Bacabup) Pati Sudewo mendapat rekom dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Namun hingga kini, Minggu, 11 Agustus 2024, belum ada parpol lain yang ikut menambah dukungannya untuk politisi dari Partai Gerindra itu. Padahal, berdasarkan pernyataan dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Pati Hardi, sudah ada beberapa parpol yang didekati dan menjalin komunikasi dengan Gerindra Pati.

“Untuk partai-partai yang sudah kita dekati, komunikasi sejak awal ada PKB, PPP, Nasdem,” jelas Hardi saat dijumpai di Kantor DPRD pada Senin, 5 Agustus 2024 lalu.

Dalam rekomendasi yang ditandatangani Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Sudewo diberi tugas untuk menjadi calon bupati berpasangan dengan Risma Ardhi Chandra sebagai Calon Wakil Bupati Pati 2024.

Hardi memberikan alasan, dipilihnya Chandra karena dia merupakan Komisaris Utama perusahaan pengolahan ikan PT Dua Putra Utama. Sebelum menjabat sebagai komisaris, Chandra merupakan Direktur Keuangan, SDM dan IT di perusahaan tersebut.

Hardi meyakini, digaetnya pria asal Juwana itu akan mampu mendulang banyak suara untuk memenangkan Sudewo sebagai Bupati Pati periode 2024-2029.

“Itu pilihan Pak Sudewo dan tokoh-tokoh masyarakat dan pengusaha-pengusaha milih Pak Chandra. Ia dipilih karena dianggap mampu, mampu segalanya, tidak perlu kita jelaskan,” ucap Hardi.

Hardi mengklaim, partai lain di antaranya, PKB, PPP, dan NasDem sudah menyetujui dipilihnya Chandra sebagai wakil Sudewo. Meskipun sebelumnya, parpol koalisi sudah menyodorkan kader masing-masing untuk mendampingi Sudewo, seperti Muntamah, KH. Yusuf Hasim, hingga Ali Ridho.

Hardi menyebut keputusan bersama telah digedok.

“Tentunya tidak boleh melenceng, biar satu suara, biar menang. Itulah yang namanya politik,” tegasnya.

Meskipun demikian, keraguan tampaknya menyelimuti parpol-parpol lain yang hendak berkoalisi dengan Gerindra.

Sebut saja PKB yang sudah menjatuhkan rekom tahap 1 kepada Anggota Komisi V DPR RI itu sejak Rabu, 5 Juni 2024. Akan tetapi hingga kini, belum ada kepastian kapan akan menerima rekomendasi final dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB.

“Jadi kami masih menjalin komunikasi dengan Pak Sudewo. Dan semoga dalam waktu tidak terlalu lama itu sudah ada kepastian,” terang Ketua DPC PKB Pati Bambang Susilo pada Selasa, 6 Agustus 2024.

PKB mengaku tak mau tergesa-gesa mengambil keputusan dan tetap menunggu instruksi dari pusat. Terlebih sebelumnya, PKB berharap ada wakil dari NU yang mendampingi Sudewo.

“Idealnya kami memang berharap ada wakil dari NU, itu kan terserah DPW (Dewan Pengurus Wilayah). Penilaian DPW bagaimana. Jadi memang kami dalam rapat DPC, tempo hari kan seluruh PAC, itu tertulis bahwa kader-kader PKB yang jadi wakilnya. Kalau tidak ada kader berarti ya seadanya,” ungkapnya.

Karena itu, PKB masih hendak mendalami mengenai direkomendasikannya Sudewo-Chandra oleh Prabowo Subianto.

“Kami belum mendalami secara utuh, tapi kan sudah diperkenalkan ke kami. Kami mengikuti arahan dari DPW, kami menunggu,” lanjut Bambang.

Ketidakpastian rekom untuk Sudewo ini juga muncul dari PKS. Seperti diketahui, untuk mendapat tiket Pilkada Pati, Sudewo telah melamar ke lima partai di luar partainya sendiri, yakni PKB, PPP, PKS, NasDem, dan Golkar.

Ketua DPD PKS Pati Narso menyebut, jika sudah jadi kesepakatan antara tiga parpol Islam (PPP-PKB-PKS), harus ada kalangan santri atau ulama yang mendapat rekomendasi sebagai kandidat cabup atau cawabup Pati.

“Itu adalah kesepakatan kita, dan sejauh ini kita masih menjalin komunikasi untuk mengusung kandidat dari kalangan santri,” jelasnya.

Pemerhati Politik Pati, Pramudya menyebut, rekomendasi yang diberikan kepada Sudewo-Chandra masih perlu diuji.

Pemerhati Politik Pati Pramudya
Pemerhati Politik Pati Pramudya. (Nailin RA/Lingkarjateng.id)

“Memang kalau kita lihat sebetulnya masih cair, jadi dalam aturan sekarang memang rekomendasi itu menjadi sebuah persyaratan wajib. Artinya kalau pasangan calon itu tak mendapat rekomendasi, ya pasangan calon itu tidak bisa berlaga dalam Pilkada Pati,” ujarnya.

Ia pun menyebut, rekomendasi Sudewo-Chandra berpotensi berubah jika pada injury time tidak mendapatkan sokongan dari parpol lain. Mengingat saat ini, Sudewo baru mengantongi rekomendasi dari dua parpol yakni NasDem dan Gerindra.

“Bisa saja berubah, karena rekom itu biasanya bagi partai politik, pas injury time itu yang paling menentukan. Bisa saja sekarang misalkan, Pak Sudewo dan Pak Chandra dapat rekom, bisa saja berubah pada titik terakhir. Bisa mungkin wakilnya yang berubah, bahkan kemungkinan bisa saja tidak jadi berlaga. Karena memang ketentuannya ‘kan harus 10 kursi minimal di Pati. Kalau baru dari Gerindra itu baru 6. Nah jadi kemudian, gimana kelincahan dari calon ini untuk berkolaborasi dengan parpol lain agar bisa berlaga (dalam Pilkada),” jelasnya.

Sudewo sendiri dalam rekomendasinya dibebani untuk melengkapi partai koalisi minimal 20% kursi DPRD. Dari 50 kursi DPRD Pati, butuh 10 kursi untuk mendapat tiket Pilkada. Sementara, rekom dari Gerindra dan NasDem baru terkumpul 9 kursi. (Lingkar Network | Nailin RA – Lingkar Media Group)